This is my circle. Do not blame anything of my yaoi pairing. Just respect each other, GOD love it.
Sabtu, 30 Mei 2015
Selasa, 26 Mei 2015
FF / YAOI / YUNJAE / ONESHOOT / RAPUNZEL KIM
RAPUNZEL KIM
Orang menyebutnya Rapunzel karena dia tidak pernah keluar dari istananya.
Hampir sepuluh tahun Kim Jaejoong tidak pernah keluar dari
rumahnya yang besar bagai istana.
Meski sudah berusia dua
puluh tahun tapi ia tidak tahu bagaimana dunia luar itu.
Alasannya?
Mari kita cari tahu.
"Noona, kau melihat Jijji?"
"Jijji berada dikolam renang tuan muda"
"Omo! dikolam renang? Bagaimana kalau dia tercebur nanti?! Aish Jijiya~"
Namja kelewat
cantik itu berlari kecil menuju halaman belakang.
Ia mengehela napas lega saat melihat Russian Bluenya duduk manis di pinggir kolam.
"Kucing nakal! Kapan kau keluar kamar eoh? Aku mencarimu seharian, kau sudah makan baby. Kajja kita makan tuna lezat kesukaanmu, ok?"
Si kucing bergelung manja di pelukan namja cantik itu.
Pemuda berwajah andro itu bernama Kim Jaejoong.
Hidupnya selalu kesepian sejak orang tuanya meninggal beberapa tahun lalu.
Hanya maid dan kucing tercintanya-lah yang menemani hari-hari bosannya.
*
*
"YUCHUN sunbae YUNHO sunbae CHANGMIIIINNN"
"Aish anak bebek itu lagi"
"YAH! Panggil aku sunbae juga"
"Shiruh, kau seumur denganku kenapa harus memanggilmu sunbae?"
"Aku dua tingkat diatasmu!"
"Aku tidak peduli"
"YAH KAU-"
"Ssssttt
kalian berdua bisa diam? Berisik sekali, kau anak bebek apa tidak ada
jadwal kuliah? Senang sekali mengikuti kami"
"Eukyangkyang, aku kan fans kalian sunbaenim! Tiga mahasiswa anak dari pengusaha penentu nasib ekonomi Korea Selatan!"
"Hapal sekali"
"Tentu saja, sudah kubilang kan kalau aku penggemar kalian hehehe"
Siapa mereka?
Mari berkenalan.
Jung
Yunho.
Keluarganya pemilik perusahaan elektronik ternama
Korea.
Tentu kalian mengenal Samsung bukan? Brand itu milik keluarga Jung. Ingat lingkungan mewah apartement Samsung-dong? Yeah- itu milik Jung's.
Park
Yuchun.
Apa kalian mengenal SHINWA, TVXQ, SUPER JUNIOR,
SNSD, SHINee, f(x) dan EXO? Atau artis Go Ahra, Lee Yeon Hee, Jang Dong Gun,
Han Ji Min dan Kim Ha Neul? Virus
Korean wave disebar oleh perusahaan keluarganya. SKY Entertaiment.
Shim Changmin.
Ah~ tentu kalian pernah berbelanja di Shilla Duty bukan? Atau menginap di Shilla Hotel? Atau kalian pernah memakan Pepero?
Biskuit panjang lezat nan enak yang dipadu dengan coklat? Keluarga
Shim begitu menyayangi putera tunggal mereka, sehingga membuat
pabrik makanan dan supermarket besar yang sekarang cabangnya hampir ada
di seluruh dunia, Lotte Mart. Keluarganya juga pemilik kebun binatang terbesar di korea Selatan, Everland.
Bagaimana mungkin mereka tidak dikenal dan dikagumi banyak orang.
tidak hanya yeoja bahkan namja pun
berebut ingin bisa bersama dengan mereka.
Karena jika kalian
mendapatkan satu saja dari tiga sekawan tampan itu, maka dijamin hidupmu
tidak akan pernah susah tujuh turunan!
"Yunho, bagaimana? Kau harus kabur kemana lagi?"
"Kenapa tanya padaku? Urusan tempat kaburku kan sudah kuserahkan pada Changmin"
"Jangan lihat aku, aku sudah tidak punya tempat untuk bersembunyi, semua tempat bermain kita sudah diketahui Ummamu hyung"
"Kalau begitu kita menginap di hotel"
"Kau
gila? Semua hotel sudah mendapat pengawasan Umma Park Yuchun~shi"
"Kalau begitu kita harus kemana?" tanya si bocah Shim.
"Entahlah" jawab Yuchun menggedikan bahunya.
Changmin yang termuda diantara Yunho dan Yuchun, tapi karena otaknya
pintar dia mampu mengikuti program akselerasi saat SMA.
Jenius.
"Eung~ memangnya kalian mau kemana? Kenapa harus kabur?"
Sepertinya aku melupakan Junsu.
Kim
atau Xiah atau Xia atau Junsu atau Bebek atau yah terserahlah kalian
mau memanggilnya apa.
Junsu menobatkan dirinya sebagai fans nomor satu
tiga sekawan, Jung, Park dan Shim.
Junsu stalker sejati
tiga anak orang kaya itu.
Orang tua Junsu hanyalah seorang pemilik
kedai rumah makan bebek yang berada tak jauh dari kampus.
"Mau kemana kami kau tidak perlu tahu duck" acuh Yuchun.
"Aish aku kan hanya bertanya. Ugh aku lapar! Yah sunbaenim, apa kalian sudah makan?"
No Respon.
Junsu mempoutkan bibirnya.
"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu jadwal kuliahku sudah selesai hari ini, anyeong sunbaenim"
"Nde, pergilah hush hush" ucap Yuchun lagi.
Changmin menatap lurus punggung Junsu yang melenggang jauh.
Mendadak ia tersenyum.
"Sepertinya aku tahu kau harus menginap dimana Yun hyung! Ikut aku"
Meski bingung 2U mengikuti kemana Changmin melangkah.
Parkiran sepeda?
"Bebek!"
"YAH! Ish ada apa?!"
"Aku ikut kerumahmu"
"M-Mwo? Kerumah bebek ini?" protes Yuchun.
"Jangan panggil aku bebek Park sunbae!" poutnya imut.
"Like I care?"
"Yunho hyung,
kau membutuhkan tempat untuk bersembunyi kan? Satu-satunya tempat yang
tidak akan Umma Jung temukan adalah rumah Junsu"
"Kau yakin?"
"Uhm! Junsu tidak pernah bermain dengan kita, jadi kurasa keberadaannya akan sulit dilacak Umma Jung"
Si tampan yang tidak perlu di deskripsikan lagi ketampanannya itu berpikir.
Ia menunjukan smirk seksi miliknya.
"Kau benar, Ummaku hanya tahu tentang kita bertiga tapi tidak dengannya, kau jenius Shim"
"Hehehe thats me! Eotte? Kita kerumah si bebek?"
"Kajja!" jawab Yunho singkat.
"Yuchun hyung?"
"Aish ok ok!"
Changmin tersenyum cerah.
"Kajja bebek kita berkunjung kerumahmu"
"Kenapa kau yang memutuskan Shim? Aish kalian mau membawaku kemana? Sepedaku! YAH!"
"Ck, berisik!"
Dengan
tidak berpri-ke-bebekan(?) Changmin menarik tangan Junsu menuju mobilnya.
Sedang Yunho menggunakan mobil Yuchun.
Terlalu beresiko dia membawa mobilnya sendiri.
15 Menit kemudian.
"Ini rumahmu?
"Nde, wae?"
"Ani, aku pikir tempat untuk menampung bebek"
"Maksudmu kandang bebek?!"
"Yeah begitulah"
"Park Yuchun~shi!" Junsu menggeram gemas.
Well,
meski ia adalah fans dari tiga sekawan tapi tetap saja ia akan kesal
jika ada yang menggodanya.
Terlebih namja berkening lebar ini.
Hobi sekali
dia mengganggu Junsu.
KRIET~
Pagar kayu itu terbuka, menampakan halaman yang tidak begitu luas namun indah dan tertata rapi.
"Masuklah, sepertinya Umma dan adiku sedang ada dirumah"
"Memang biasanya mereka kemana?"
"Membantu Appa di restoran sunbae, aku pulaaaaaaaanngg"
"Selamat datang Suie. Omo kau membawa teman?"
Junsu tersenyum kikuk.
Teman? Bisa dibilang iya bisa dibilang tidak.
"Anyeong haseo ahjumma. Kami teman Junsu. Shim Changmin imnida, ini Park Yuchun dan yang ini Jung Yunho"
"Aigoooo ini pertama kalinya Junsu membawa teman kuliahnya
kerumah. Aku senang kalian berkunjung, ayo- ayo masuklah maaf nee rumah
kami sempit"
"Meski tidak sebesar garasi mobilku tapi ini sangat nyaman"
Yunho menyenggol Yuchun.
Sadar bahwa ucapannya terdengar kurang sopan, Yuchun membungkuk dan meminta maaf.
"Hahaha gwaenchana, memang begini kenyataannya, rumah kami sangat kecil keunde semoga
kalian bisa merasa nyaman disini. Suie~ah Umma akan ke restoran
membantu Appamu. Kyunie baru pulang dia ada diatas"
"Ne Umma"
"Ah~ adikmu mau ujian jangan mengganggunya. Kalau mau makan siang Umma sudah siapkan di meja ajak
teman-temanmu makan juga ne"
"Neeee"
"Cha Umma pergi dulu, kalian bersantailah disini ahjumma pergi neee"
"Ne hati-hati dijalan ahjumma" ucap Yunho sopan.
Setelah Kim Umma pergi, Junsu berlari kecil menuju kamar yang ada dilantai dua.
Rumahnya memang kecil, karena itu dibuat bertingkat.
"Kalian tunggu disini, aku akan berganti baju. Jangan sentuh apapun"
"Ck, apa yang harus kusentuh? Apa dirumah ini ada berlian?"
Dan Junsu hanya mengerucutkan bibirnya kesal lalu menghilang memasuki kamarnya.
"Yah hyung, kau senang sekali menggoda Junsu, kau menyukainya huh?"
"Kau salah makan pagi Shim? Otakmu tidak beres"
"Jangan sering menggodanya Chun hyung nanti bisa jatuh hati"
"Diam kau! Yun, bagaimana?"
"Tempatnya kecil, tapi- tidak buruk"
Pemuda berwajah kecil itu melihat seisi ruangan dengan bola mata yang bergerak kesana kemari.
"Min, bagaimana kalau si bebek itu tidak mengijinkanmu menginap?"
"Dia fansnya Yunho hyung, sudah pasti dia akan membolehkannya menginap disini, yang harus dikhawatirkan itu kau Yuchun hyung, apa Junsu akan mengijinkanmu menginap disini, kau selalu mengganggunya"
"Err aku tidak akan mau menginap disini Shim! Aku
yakin rumah ini tidak memiliki kamar tamu dan lagi Appaku pulang dari US
hari ini"
Changmin menggedikan bahunya.
" Bagaimana denganmu? Apa kau mau menginap disini?" tanya Yunho.
"Akan kupikirkan lagi"
TAP TAP TAP
Junsu kembali dari kamarnya, dia menggunakan baju dan celana yang lebih santai.
Dibelakangnya Kim Kyuhyun, adik lelakinya yang manis ikut turun bersama Junsu.
"Kyu, buatkan sirup jeruk dingin untuk teman-teman hyung ne"
"Ye"
"Kka, jadi apa yang mau kalian lakukan dirumahku?" tanya Junsu santai sambil duduk di depan tiga sekawan itu.
Ketiga pemuda taman itu saling berpandangan.
"Junsu~ya sebenarnya-- aku ingin meminta bantuanmu"
"Apa itu Yunho sunbae?"
"See? Sudah kukatakan dia itu fans nomor 1 Yunho hyung" bisik Changmin ke telinga Yuchun.
"Eung itu aku-"
TRAK
"Ini minumannya, silahkan"
"Gomawo, yah kau manis sekali kau adiknya si bebek eoh?"
"Yah yah, jangan ganggu dia Yuchun sunbae"
"Aku tidak mengganggunya, hanya bertanya"
"Kim Kyuhyun imnida"
"Aigoooo manis sekali, kau tidak bilang punya adik semanis ini duck, kau masih sekolah?"
"Ne, kelas tiga SMA"
"Namja muda yang menarik"
"Kyu, kembali ke kamar jangan tergoda dengan orang ini"
"Permisi hyungdeul"
"Byebye gorgeous"
"Jangan mengganggu adiku sunbae"
"Kenapa bukan adikmu saja yang sudah kuliah, jadi aku bisa dekat dengannya"
"Yaish~!"
"Yuchun~ah jangan mulai"
Perintah Yunho membungkam mulut YOOSU.
Btw dimana Changmin?
Oh sepertinya dia habis terpana akan sesuatu yang indah yang baru saja berlalu dari pandangannya.
"Yunho sunbae apa yang mau kau katakan tadi?"
"Junsu~ya aku tahu ini mungkin asing buatmu karena- yeah kita tidak dekat. Tapi-" Yunho menghentikan ucapannya dan melirik Yuchun.
Pemuda Park itu mengangguk.
"Tapi apa sunbae?"
"Aku ingin menginap dirumahmu"
Junsu mengedipkan matanya lucu.
"Menginap dirumahku? Rumahku yang besarnya tidak sebesar garasi Yuchun sunbae?"
"-_- " <- Yuchun.
"T-Tapi kenapa? Maksudku rumahmu jauh lebih besar dan nyaman kan? Kenapa ingin menginap dirumahku? Dan lagi, kamarku hanya ada 2. Aku tidak punya kamar tamu sunbae"
"Rumahku memang besar, tapi tidak begitu nyaman"
"Hn~ apa ini ada hubungannya dengan pembicaraan kalian tadi? Yang soal kabur?"
"Yeah begitulah"
Junsu nampak berpikir.
Oh ayolah, di- inapi oleh seorang Jung Yunho adalah impian semua orang.
Tapi
Junsu tetaplah Junsu yang sangat menghormati kedua orang tuanya.
Ia harus meminta ijin kedua
orang tuanya.
Junsu menelpon Appanya dan meminta ijin.
Beruntung Kim Appa sangat baik dan membolehkan teman-teman puteranya menginap.
"Appa sudah mengijinkan, kau boleh menginap disini selama yang kau mau sunbae" ucap namja manis itu ramah.
"Ah benarkah? Gomawo Junsu~ya"
"Baiklah aku akan membereskan kamar dulu, sunbae tidak masalah kan kalau sekamar denganku?"
"Gwaenchana"
"A-aku juga tidak masalah"
Ucapan Changmin membuat ketiganya menoleh.
Hei, sejak 15 menit lalu ia terdiam kini namja berwajah childist itu bersuara.
"Kau mau menginap juga Min?" tanya Yuchun.
"MAU!"
"Aish kau ini kenapa huh?" protesYuchun sambil menutup telinganya.
"Omo, kalau Changmin menginap kamarnya akan terlalu sesak"
"Kalau begitu aku akan tidur dengan adikmu!" senyum tidak jelas Changmin terkembang.
"Mwo?"
"M-Maksudku aku tidur dikamar adikmu hehe"
Junsu menyipitkan matanya curiga.
"Andwe, adiku itu masih tujuh belas tahun dan aku tidak akan mengijinkannya tidur dengan namja ataupun yeoja manapun. Ung~ baiklah begini saja, aku tidur dengan Kyunie dan kau dengan Yunho sunbae, bagaimana?"
"Ish, lima hari dalam seminggu aku selalu tidur dengannya Su" sahut Changmin malas.
Yunho menatap Changmin iritasi.
"Apa kau tidak rela kamarmu jadi tempat pelarianku?"
"Bukan begitu hyung, tapi- ah baiklah baiklah aku akan tidur denganmu. Ck."
Junsu tersenyum ia menyuruh tiga sekawan itu ke ruang makan merangkap dapur untuk makan selagi ia merapihkan kamarnya.
Sepuluh menit kemudian.
"Kamarnya sudah kura- YAH! Kemana semua makanan disini?"
"Kau harus bertanggung jawab Min"
"Ganti semua makanannya perut karet!"
"Hyungdeul cerewet! Aku kan lapar. Sejak dua jam lalu perutku belum bertemu nasi. Yah Xiah Junsu kau mau makan apa untuk makan siangmu? Lagipula suruh siapa masakan Ummamu enak? Jadi perutku tidak bisa menolaknya"
"Semua makanan di dunia ini tidak ada yang tidak enak untukmu Shim" ejek Yuchun.
Changmin memutar bola matanya jengah.
"Aku dan Kyu belum makan"
"Katakan kau ingin makan apa? Kita delivery, aku yang bayar"
"Huh?"
"Pesan apa saja yang kau mau, cepatlah!"
"Apa makanannya bebas? Eung- boleh pesan apapun?"
Changmin mengusap wajahnya kesal.
Junsu terlalu banyak bertanya.
"Yes yes yes Kim Junsu, kau boleh memesan apapun yang kau mau"
"YAIY! Baiklah tunggu aku akan mengambil sesuatu"
Namja manis itu berlari menuju kamarnya sampai tak berapa lama ia kembali sambil membawa sebuah brosur restoran.
"Restoran
yang di ujung jalan itu baru buka minggu lalu. Dan aku
mendapatkan brosurnya. Kau tahu, harga makanan disana sama dengan uang
jajanku selama satu bulan!"
"Hm, lalu?"
"Aku ingin mencoba masakan mereka. Apa boleh?"
"Hn"
"Jinjjaaaa? Apapun?"
"Aish jangan memasang wajah seperti itu, kka pesanlah"
Junsu mengetikan nomor restoran mewah itu dari ponselnya.
Dalam hati ia bersyukur pemuda jangkung itu menghabiskan makanannya.
"Gomawo Minnie~ah hehehe"
"Omo, kenapa panggilanmu berubah jadi semanis itu?"
"Karena kau sudah mentraktirku dan Kyunie gomawo neee"
"Hm"
Hari semakin sore.
Yuchun
sudah pulang beberapa menit lalu.
Hanya tersisa Yunho Changmin dan
Junsu.
Mereka sedang berada di taman belakang, melihat Junsu yang sibuk
memberi makan Xiahki.
"Su, adikmu itu senang sekali belajar eoh?" tanya Changmin.
"Hum, Kyu memang sedang sibuk belajar sekarang, kau tahu kan bulan
depan ujian kelulusan, dia ingin masuk Universitas Tokyo dengan jalur
beasiswa"
"Benarkah? Jurusan apa?" tanya Changmin lagi, dia sangat antusias jika berhubungan dengan adik namja Kim itu.
"Matematika, dia mencintai matematika daripada hyungnya sendiri"
Changmin tertawa tidak jelas.
"Kenapa harus beasiswa?" kali ini Yunho yang bertanya.
Junsu tersenyum kecil, ia mengusap lembut bulu Xiahki lalu duduk di kursi tepat disamping Yunho.
"Kalau tidak melalui jalur beasiswa kami tidak akan sanggup membayar pendidikannya sunbae. Aku juga mahasiswa penerima beasiswa di Sunhwa?"
"Benarkah? Aku tidak tahu"
"Hehehe yah beginilah keadaan keluargaku sunbae. Kalau tidak lewat jalur beasiswa aku tidak akan bisa kuliah. Appa dan Umma tidak memiliki cukup uang"
Yunho menatap Junsu.
Dibalik keceriaan namja bertubuh gempal itu ternyata hidupnya tak seperti yang dibayangkan Yunho.
Ia pikir mahasiswa Sunhwa semua orang berkantung tebal.
"Omo! Sudah jam lima aku harus mengantarkan pesanan"
"Kau mau kemana?"
"Aku harus mengantarkan pesanan makanan sunbae"
"Kemana?"
"Ke perumahan di samsung-dong"
"Aku boleh ikut?"
"Tentu"
"Min kajja"
"Aku tidak ikut"
"Wae?"
"Aku disini saja. Menjaga rumah Junsu"
Yunho menatap Changmin.
Oh dia tahu apa yang dipikirkan sahabatnya itu.
"Baiklah. Tapi jangan salahkan aku kalau aku menelpon Umma Shim dan mengatakan bahwa kemarin putera tunggalnya diam-diam masuk kedalam pabrik pepero dan mengambil semua stock pepero disana"
"Ya hyung!"
"Jadi?"
"Baiklah! Aku ikut, aish menyebalkan!"
Dengan menggunakan mobil Changmin.
Ketiganya mampir ke restoran Junsu untuk mengambil pesanan makanan.
Setelahnya mereka mengantarkan bebek bakar barbeque itu kerumah yang berada di depan komplek perumahan mewah di samsung-dong.
Perumahan yang hanya dihuni oleh orang-orang berdompet sangat amat tebal.
Dan, komplek apartement dan perumahan itu adalah salah satu aset keluarga Jung.
"Ini rumahnya?"
"Ne sunbae tunggulah aku akan mengantarkannya dulu"
Mobil Changmin terparkir indah di halaman rumah yang begitu luas.
Junsu menghilang kedalam rumah, meninggalkan HOMIN yang nampak bosan menunggu.
"Rumahnya besar sekali"
"Ck, jangan norak Min bukannya rumahmu jauh lebih besar"
"Tapi tidak secantik ini, lihat dimana-mana ada bermacam bunga, aku yakin yang punya rumah yeoja yang cantik jelita"
"Bukannya Shim Umma juga menyukai bunga?"
"Hm~ bunga bank"
Yunho terkekeh.
Lima belas menit mereka menunggu, tapi namja Kim itu belum menampakan batang hidungnya.
"Aish kemana si bebek itu? Lama sekali"
"Telepon dia"
"Aku tidak punya nomor teleponya, hyung punya?"
Yunho menggeleng.
"Baiklah kalau begitu aku akan mencarinya kedalam"
"Ani, biar aku saja kau tunggu disini"
Yunho turun dari mobil.
Berjalan pasti kearah pintu masuk dan mengetuknya.
Tidak ada jawaban.
"Rumah sebesar ini apa tidak memiliki bel?"
Yunho kembali mengetuk pintu.
Tidak ada jawaban.
Sampai ia memutuskan untuk masuk.
Oke ini lancang, tapi ia tidak suka menunggu!
Yunho
masuk kedalam rumah bergaya eropa itu.
Mata kecilnya berhenti pada satu buah
foto keluarga yang tergantung.
Memandang pada satu titik fokus
manusia yang sedang duduk diapit dua orang, yang diyakini Yunho
adalah kedua orang tua manusia indah itu.
"Nuguseo?"
Yunho terkejut.
Ia menolehkan kepalanya kearah suara.
DEG~
Dan, oh Tuhan manusia indah itu ada dihadapannya sekarang.
"Kau siapa?"
Dan- dan suaranya juga indah!
Sama seperti wajahnya.
Seperti malaikat.
"Yunho sunbae? Kenapa ada disini?"
Tanya Junsu yang keluar dari arah dapur.
"Tuan muda anda sudah bangun? Makanan tuan muda sudah datang, tuan muda mau makan sekarang?"
"Nee. Jijji sudah makan ahjussi?"
"Baru saja selesai, sekarang sedang bermain di halaman"
Manusia
indah berambut hitam legam itu berjalan pelan.
Tanpa ia tahu setiap
langkahnya menuruni tangga membuat dada seseorang berdegup.
"Anyeong Jaejoong~shi" sapa Junsu.
"Anyeong Suie, gomawo ne sudah mengantarkan pesananku"
"Hehehe sudah menjadi kewajibanku melayani pelanggan nomor satu kami"
"Bebek buatan Kim ahjussi memang tidak terkalahkan"
"Tentu saja, Appaku itu koki yang hebat"
Malaikat bernama Jaejoong itu tertawa kecil.
Membuat seseorang yang berdiri disamping Junsu itu meletupkan perasaan berdebar.
"Ah ne, Jaejoong~shi kenalkan ini Yunho sunbae"
Doe eyes indahnya berkedip lucu.
"Apa dia pacarmu Suie?"
"P-Pacar? A-ani, dia ini sunbaenimku di Kampus"
Jaejoong mengangguk sambil menggumam O.
Namja cantik itu mengulurkan tangannya dan tersenyum.
"Anyeong, Kim Jaejoong imnida"
Yunho kikuk tapi ia masih bersikap cool.
Wajahnya terkesan angkuh.
Tidak tersenyum sama sekali.
"Yunho"
Senyum Jaejoong sirna seketika.
Jaejoong sedih dengan reaksi Yunho yang dingin.
"Yunho sunbae, kita pulang sekarang?"
"Kau sudah selesai"
"Hum sudah"
Junsu berpamitan pulangia membungkuk sopan dan keluar dari rumah mewah itu.
Di ikuti Yunho disampingnya.
Meninggalkan Jaejoong yang termenung.
"Tuan muda, anda mau makan sekarang?"
Jaejoong melihat Yunho dan Junsu dari jendela ruang tamunya.
"Ahjussi, bukankah dia tampan?"
"Siapa tuan muda? Kim Junsu~shi?"
"Aniya, namja itu. Yunho, dia sangat tampan." ucapnya dengan mata berbinar.
Lee Jung Soo head maid itu mengulum senyumnya.
Aha! sepertinya ia mengerti arti binaran mata itu.
*
*
Malam harinya.
Yunho
Junsu dan Changmin tidur satu kamar.
Sebenarnya Junsu akan tidur dengan Kyu tapi karena Kyu sedang
fokus untuk ulangannya besok jadi ia masih sibuk belajar.
Sedang Junsu tidak bisa tidur jika lampu
kamar masih menyala.
"Yunho hyung geser sedikit"
"Kalau aku geser lagi aku bisa jatuh Min"
Ketiganya saling berdesakan diatas ranjang Queen Size Junsu.
"Aish sempit sekali! Junsuya, apa kau tidak punya kasur tambahan? Aku tidur dilantai saja"
"Opso"
Changmin berdecak.
Pemuda jangkung itu bangun dari tidurnya.
"Kau mau kemana?"
"Aku haus hyung"
Changmin keluar dari kamar menuju dapur yang terletak di lantai bawah.
Meninggalkan Junsu dan Yunho.
Keduanya masih belum bisa terpejam.
"Sunbae, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Junsu.
"Su, kita sudah menjadi teman kau bisa memanggilku hyung saja"
"Omo jinjja?"
"Hm"
"Yaiiiyyy gomawo sunbae ah maksudku hyung"
"Yah, kau tadi mau bertanya apa?"
"Ah ne, hyung kenapa kau kabur dari rumah?"
Yunho terdiam, keduanya terlentang menatap langit-langit kamar Junsu yang berhias glow in the dark berbentuk lumba-lumba.
"Aku akan dijodohkan Su"
"Huh?"
"Aku sudah berulang kali akan dijodohkan oleh Ummaku"
"Benarkah? Tapi kau kan masih muda hyung"
"Karena itulah aku tidak mau. Semua yeoja pilihan Ummaku tidak ada yang bisa membuat hatiku berdetak kencang atau gugup saat aku melihatnya"
"Kenapa Umma hyung menjodohkan hyung?"
"Entahlah, ia hanya ingin aku mendapatkan pasangan yang cocok untuk keluargaku tapi sayangnya tidak untuk hatiku"
"Lalu yeoja seperti apa yang cocok untuk hatimu hyung?"
Pertanyaan Junsu membuat ingatan Yunho kembali pada beberapa jam lalu.
Dimana terdapat menit-menit yang mendebarkan.
Menit-menit yang membuat seorang Jung gugup.
"Dia-"
CKLEK~
"Hyung, kau mematikan ponselmu eoh? Umma Jung menelponku eotte? Dia sudah tahu kalau aku bersamamu hyung!"
"Berikan padaku"
Changmin memberikan ponselnya pada Yunho, dan namja tampan itu terduduk diranjang sambil menarik napasnya pelan.
"Ne Umma yeobose-"
"JUNG YUNHO KAU DIMANA? TIDAK PULANG LAGI EOH?!"
Yunho menjauhkan ponsel Changmin sebelum dia harus diantar ke THT sekarang juga.
"Aku tidak akan pulang sampai Umma berhenti menjodohkan aku"
"Aish anak nakal! Pulang sekarang atau namamu Umma coret dari daftar waris"
"Aku tidak peduli, Umma coret saja lebih baik aku miskin daripada harus hidup bersama orang yang tidak kucintai!"
"YAH!
Kau belum melihat yang ini Yunnieya, dia sangat cantik, pintar dan juga
lahir dari keluarga terpandang, Umma yakin kau akan suka dengan yang
satu ini"
"Umma selalu berkata seperti itu sejak mengenalkan lebih dari 20 yeoja padaku! Dan semuanya tidak ada yang aku suka. Sudahlah Umma aku lelah"
"Kau pikir Umma tidak lelah eoh?"
"Kalau begitu berhentilah mencarikan pasangan untuku, biar aku sendiri yang menemukannya"
"Shiruh, Umma tetap akan menjodohkanmu dengan pilihan Umma yang satu ini! Umma sudah terlanjur menyukainya Yunnieya"
"Kalau
begitu Umma saja yang menikahinya, aku harus pergi dan jangan menggangu Changmin dia sedang belajar untuk tugas kuliahnya
besok, kalau Umma mengganggunya aku akan adukan Umma ke komnas HAM, anyeong Umma"
KLIK
"Omo, kau galak sekali pada Ummamu hyung"
"Kau belum tahu seperti apa Ummaku, Suie"
"Aku tahu! Siapa yang tidak mengenal Kim Heechul? Namja cantik istimewa dan berwibawa pemilik NEEM Fashion yang sudah membuka cabangnya di 10 negara. Dan juga seorang istri yang pas untuk mendampingi Jung Hankyung" celotehnya.
"Aigooo kau benar-benar tahu semuanya tentang Yunho hyung"
"Aku tahu semua tentang kalian hehehe"
"Kau benar-benar Jung fanboy. Su, aku lapar dibawah ada ramyun untuku ne?"
"Ini sudah jam 10 dan kau masih lapar?"
"Apa lapar ada batasan waktu?"
"Hish. Ambilah, masak sendiri aku ngantuk"
"Uh, masak ramyun? Caranya?"
"Dibelakang kemasan ada cara memasaknya, ikuti saja"
Changmin kembali ke dapur.
Junsu akan memejamkan matanya tapi panggilan Yunho menginterupsi acara tidurnya.
"Su"
"Hm?" jawabnya setengah mengantuk.
"Kau mengenal Jaejoong?"
"Tidak begitu, wae?"
"Ani, kulihat kau sangat akrab dengannya"
"Itu karena aku sudah lama mengantarkan pesanan kerumahnya"
"Dia suka bebek?"
"Dia suka masakan Appaku. Setiap jam lima sore aku akan mengantarkan makanannya"
Junsu menghadapkan tubuhnya kearah Yunho yang masih asik memandang langit-langit kamar Junsu.
"Jaejoong itu sangat kaya, keunde aku kasihan padanya"
"Kenapa?"
"Dia itu tidak pernah keluar rumah hyung, sejak kedua orang tuanya meninggal Jaejoong dikurung dirumah besarnya, sekolah-pun di dalam rumah"
Yunho yang merasa tertarik membalikan posisinya menghadap Junsu.
Keduanya saling berhadapan sekarang.
"Orang tuanya sudah meninggal?"
"Hum, Jaejoong hanya tinggal sendiri. Sejak usia sepuluh tahun ia tidak pernah lagi keluar rumah"
"Kenapa?"
"Molla"
Yunho diam.
"Hyung, aku mengantuk aku tidur duluan ne lampunya tolong matikan hyung"
Yunho
mematikan lampu dikamar Junsu dan menggantinya dengan lampu tidur.
Junsu langsung terlelap.
Tapi Yunho?
Bagaimana ia bisa tidur kalau Kim
Jaejoong masih ada di pikirannya.
"Haaahh ada apa denganku?"
Sementara Yunho meminimalisir jantungnya yang berdegup saat memikirkan Jaejoong,
Changmin sang magnae justru terlihat bingung dengan alat-alat dapur.
"Bagaimana menyalakan kompornya?" tanyanya dengan kedua tangan di pinggang.
"Ck, bagaimana ini? AKU LAPAR!"
"Changmin hyung, sedang apa?"
Changmin terkejut saat Kyuhyun berada dibelakangnya.
"K-Kyuhyun~ah kau belum tidur?"
"Belum, aku lapar"
"Benarkah? Aku juga"
Namja manis itu tertawa kecil.
"Permisi hyung aku membutuhkan kompornya"
"Ah mianhe silahkan"
Changmin menggeser posisinya sehingga Kyuhyun bisa memanaskan air.
"Kau mau memasak ramyun?" tanya Changmin.
"Nde, waeo?"
'Sial, tadinya kan ramyun itu untuku' rutuk Changmin dalam hati.
"Hyung, waeo? Apa kau juga mau memasak ramyun?"
"Hmmm yah begitulah" Changmin menggaruk belakang lehernya.
"Omo ramyunnya hanya tinggal satu, kalau begitu untuk hyung saja"
"Eeh? Ani, kau kan juga lapar. Bagaimana kalau kita makan berdua saja?"
"Ah baiklah, tidak masalah"
Changmin tersenyum.
Setelah
airnya matang, Kyu memasukan ramyun dan potongan sosis yang ada di
kulkas.
Tidak lupa juga ia menambahkan daun bawang agar rasanya lebih enak.
Setelah matang, namja berkulit pucat itu membawa panci ramyun ke meja makan dimana tuan tampan Shim sudah menunggu dengan sendok ditangannya.
"Harum sekali"
"Aku tidak terlalu pintar memasak, kalau tidak enak mian"
"Tenang saja, aku akan suka semua masakan yang kau masak"
"Huh?"
"A-Aniya. Kajja kita makan"
Keduanya makan dengan tenang.
Meski
kuahnya terlalu banyak sehingga membuat rasa bumbunya berkurang, tapi
Changmin tetap melahap habis ramyun buatan Kyuhyun, sampai tidak tersisa
apapun didalam panci.
Setelah selesai, Changmin membantu Kyu mencuci peralatan yang sudah mereka pakai.
"Gomawo ramyunnya enak sekali"
Kyu tertawa kecil.
"Kuahnya terlalu banyak, tidak ada rasanya. Apanya yang enak hyung?"
"Benarkah? Buatku ini enak"
"Aku sering memasak ramyun yang airnya terlalu banyak, Junsu hyung sering meledek ramyun buatanku adalah ramyun sungai Han"
Changmin terkekeh.
Manis sekali namja ini.
Begitulah pendapat Changmin.
Setelah selesai, Kyuhyun kembali ke kamarnya dan Changmin masuk kamar Junsu dengan wajah yang sulit dijelaskan.
"Senang sekali hum tidur dengan perut kenyang?"
"Hehehe begitulah, hyung belum tidur?"
"Kau tahu aku kan?"
"Tidak terbiasa tidur ditempat baru"
Changmin memutuskan tidur dilantai beralaskan karpet, dengan selimut yang sudah disiapkan Junsu serta bantal yang cukup empuk, namja tinggi itu merebahkan tubuh lelahnya.
"Hyung, Kyuhyun itu sangat manis ne"
"Junsu tidak akan mengijinkanmu mendekati adiknya"
"Wae? Aku cukup baik dan sangat tampan, dan lagi aku bukan playboy seperti Yuchun hyung"
"Dia masih 17 tahun"
"Oh please hyung, kami hanya berbeda 4 tahun"
"Bagaimana dengan Kyu? Apa dia menyukaimu? Kulihat tadi ia terus menatap Yuchun"
"Sepertinya ia juga menyukaiku hyung, yah haruskah aku yang bertindak duluan?"
"Terserah. Kau jangan menyakitinya dia adiknya Junsu dan Junsu sudah banyak membantuku"
"Tenang saja, aku bukan Yuchun hyung"
"Kau ini selalu menggunakan Yuchun. Sudahlah aku mengantuk"
"Nde jalja hyung"
Keduanya terlelap dalam mimpi masing-masing.
Hening, dan nyaman.
Bahkan Yunho tidak pernah tidur se-nyenyak malam itu.
Rumah Junsu ternyata lebih nyaman dibanding hotel berbintang yang pernah ia datangi.
*
*SUNHWA UNIVERSITY*
"Yo Yunho Changmeaaann, bagaimana acara menginapnya?"
HOMIN berjalan mendekati sahabat mereka yang sudah tiba sejak pagi.
"Kenapa kalian hanya berdua? Mana si bebek?"
"Junsu kuliah siang"
Yuchun mengangguk.
Tidak ada Junsu rasanya sepi, sepi karena tidak ada yang bisa ia goda.
Hari ini tidak ada yang istimewa.
Yang istimewa adalah setelahnya.
Dimana sekarang rumah Junsu ketambahan satu orang lagi yang menginap.
Park Yuchun.
Dan sejak kedatangan namja Cassanova itu dirumah Junsu, keduanya tidak berhenti bertengkar.
Biarkan YOOSU bertengkar, sekarang mari kita menengok kabar Kim Jaejoong yang cantik.
Namja cantik itu duduk di pinggir kolam renang sambil mencelupkan kakinya.
Air dingin seolah memijat kaki mulusnya.
"Tuan muda, sudah sejam lebih anda berada disini, nanti anda bisa sakit tuan muda"
"Kalau sakit ya ke dokter"
Lee Jung Soo tahu, sangat tahu bahwa tuan mudanya itu kesepian.
Sepuluh tahun berada didalam rumah, bagaimana ia tidak kesepian.
"Ahjussi, jam berapa sekarang?"
"Jam 4 tuan muda"
"Masih satu jam lagi Junsu mengantarkan makanan"
"Apa anda sudah lapar tuan muda? Ingin dibuatkan sesuatu?"
"Opso. Tidak bisakah mereka cepat datang"
"Anda menunggu makanannya atau-"
"A-aku menunggu makananya ahjussi!" jawabnya salah tingkah.
Lee Jung Soo tersenyum kecil.
Ia yakin bahwa Jaejoong menunggu namja tampan yang waktu itu ditemuinya.
"Kepala Pelayan Lee, tuan Kim Junsu sudah mengantarkan pesanannya dia menunggu anda"
"Junsu? Junsu sudah datang?"
Jaejoong langsung mengangkat kakinya dan berlari kecil menuju ruang tamu.
"Tuan muda jangan berlari jalannya licin nanti anda terjatuh"
"Junsuya!" panggil Jaejoong.
"Anyeong Jaejoong~shi? Ini pesanan anda"
Jaejoong berhenti berlari.
Retina matanya menangkap sosok lelaki tampan yang tengah duduk diruang tamunya bersama dua orang lain.
Hatinya berdesir saat mata keduanya bertemu.
"Mianhe Jaejoong~shi mereka memaksa ikut masuk kesini, padahal sudah kusuruh menunggu didalam mobil"
"A-Anyeong Yunho~shi" sapa Jaejoong gugup.
Yunho tidak menjawab.
Ia menolehkan wajahnya.
Dan Jaejoong kembali kecewa.
"Omo, cantik sekali" puji Yuchun.
"Ne kau benar hyung dia cantik" jawab si magnae.
"Park Yuchun imnida"
Sinyal kePlayboyan Yuchun menyala.
"Jaejoong~shi kenalkan ini teman-teman kuliahku, Park Yuchun dan Shim Changmin"
"Kau memiliki banyak teman Junsu~ya, menyenangkan sekali"
"Aku bisa menjadi temanmu juga kalau kau mau"
Ucapan Yuchun membuat namja cantik itu tertawa.
"Benarkah? Aku bisa menjadi teman kalian?"
"Tentu cantik"
"Aku laki-laki Yuchun~shi" ujarnya lembut.
"Laki-laki yang sangat menawan"
Jaejoong tertawa kecil.
Matanya kembali menatap Yunho.
Dan namja itu masih terlihat acuh.
Yunho menoleh.
"I-Itu. Apa aku boleh aku berteman denganmu?"
Mata kecil Yunho membalas tatapan penuh harap Jaejoong.
"Aku- tidak terbiasa berteman dengan orang baru"
Wajah cantik itu berubah sendu.
Lagi, Yunho menanggapinya dingin.
"Begitukah?"
"Kau jangan hiraukan Yunho, dia memang begitu. Kau berteman denganku saja neee"
"Yah hyungdeull kajja kita pergi sekarang?" tanya Changmin.
"Ah ne aku hampir lupa, Jaejoong~shi kami permisi ne kami harus pergi"
"Kalian mau pergi kemana?"
"Hari ini kami akan pergi menonton film, karena itu aku mengantar bebek pesananmu lebih cepat"
"Menonton? Di bioskop?"
"Neee"
"Ah begitu, sepertinya menyenangkan"
"Kau mau ikut?" tawar Yuchun.
"Ani, aku tidak bisa"
"Kenapa?" tanya Changmin penasaran.
Jaejoong hanya diam sambil tersenyum kecil.
Hal itu tidak luput dari perhatian Yunho.
Senyumnya benar-benar indah.
Cantik sekali.
"Baiklah, kalau begitu kami permisi ne bye Jaejoong~shi"
Namja cantik
itu mengangguk.
Mata beningnya bertubrukan dengan sosok Yunho yang berjalan
melewatinya.
"Yunho~ah" panggilnya lembut.
Si tampan Jung membalikan tubuhnya, membuat si cantik Kim salah tingkah dengan wajah yang merona.
"Ada apa?"
"A-Ani"
Jaejoong menunduk gugup.
Tidak tahu saja kalau Yunho tengah tersenyum kecil melihat tingkahnya.
"Hyung ppaliwa!"
Yunho melangkahkan kakinya keluar rumah Jaejoong.
"Dia pergi" sendunya sambil menatap mobil dari jendela ruang tamunya.
"Tuan muda, anda baik-baik saja?"
Jaejoong mengela napasnya dan memutuskan untuk kembali ke kamar, melalui hari-hari yang dirasa sepi.
Langganan:
Postingan (Atom)