Selasa, 26 Mei 2015

FF / YAOI / YUNJAE / ONESHOOT / RAPUNZEL KIM

 RAPUNZEL KIM


Orang menyebutnya Rapunzel karena dia tidak pernah keluar dari istananya.



Hampir sepuluh tahun Kim Jaejoong tidak pernah keluar dari rumahnya yang besar bagai istana.
Meski sudah berusia dua puluh tahun tapi ia tidak tahu bagaimana dunia luar itu.

Alasannya?

Mari kita cari tahu.

"Noona, kau melihat Jijji?"

"Jijji berada dikolam renang tuan muda"

"Omo! dikolam renang? Bagaimana kalau dia tercebur nanti?! Aish Jijiya~"

Namja kelewat cantik itu berlari kecil menuju halaman belakang.
Ia mengehela napas lega saat melihat Russian Bluenya duduk manis di pinggir kolam.

"Kucing nakal! Kapan kau keluar kamar eoh? Aku mencarimu seharian, kau sudah makan baby. Kajja kita makan tuna lezat kesukaanmu, ok?"

Si kucing bergelung manja di pelukan namja cantik itu.

Pemuda berwajah andro itu bernama Kim Jaejoong.
Hidupnya selalu kesepian sejak orang tuanya meninggal beberapa tahun lalu.
Hanya maid dan kucing tercintanya-lah yang menemani hari-hari bosannya.

*
*
 

"YUCHUN sunbae YUNHO sunbae CHANGMIIIINNN"

"Aish anak bebek itu lagi"

"YAH! Panggil aku sunbae juga"

"Shiruh, kau seumur denganku kenapa harus memanggilmu sunbae?"

"Aku dua tingkat diatasmu!"

"Aku tidak peduli"

"YAH KAU-"

"Ssssttt kalian berdua bisa diam? Berisik sekali, kau anak bebek apa tidak ada jadwal kuliah? Senang sekali mengikuti kami"

"Eukyangkyang, aku kan fans kalian sunbaenim! Tiga mahasiswa anak dari pengusaha penentu nasib ekonomi Korea Selatan!"

"Hapal sekali"

"Tentu saja, sudah kubilang kan kalau aku penggemar kalian hehehe"


Siapa mereka?

Mari berkenalan.

Jung Yunho.

Keluarganya pemilik perusahaan elektronik ternama Korea.
Tentu kalian mengenal Samsung bukan? Brand itu milik keluarga Jung. Ingat lingkungan mewah apartement Samsung-dong? Yeah- itu milik Jung's.

Park Yuchun.
Apa kalian mengenal SHINWA, TVXQ, SUPER JUNIOR, SNSD, SHINee, f(x) dan EXO? Atau artis Go Ahra, Lee Yeon Hee, Jang Dong Gun, Han Ji Min dan Kim Ha Neul? Virus Korean wave disebar oleh perusahaan keluarganya. SKY Entertaiment.

Shim Changmin.
Ah~ tentu kalian pernah berbelanja di Shilla Duty bukan? Atau menginap di Shilla Hotel? Atau kalian pernah memakan Pepero? Biskuit panjang lezat nan enak yang dipadu dengan coklat? Keluarga Shim begitu menyayangi putera tunggal mereka, sehingga membuat pabrik makanan dan supermarket besar yang sekarang cabangnya hampir ada di seluruh dunia, Lotte Mart.  Keluarganya juga pemilik kebun binatang terbesar di korea Selatan, Everland.

Bagaimana mungkin mereka tidak dikenal dan dikagumi banyak orang.
tidak hanya yeoja bahkan namja pun berebut ingin bisa bersama dengan mereka. 
Karena jika kalian mendapatkan satu saja dari tiga sekawan tampan itu, maka dijamin hidupmu tidak akan pernah susah tujuh turunan!

"Yunho, bagaimana? Kau harus kabur kemana lagi?"

"Kenapa tanya padaku? Urusan tempat kaburku kan sudah kuserahkan pada Changmin"

"Jangan lihat aku, aku sudah tidak punya tempat untuk bersembunyi, semua tempat bermain kita sudah diketahui Ummamu hyung"

"Kalau begitu kita menginap di hotel"

"Kau gila? Semua hotel sudah mendapat pengawasan Umma Park Yuchun~shi"

"Kalau begitu kita harus kemana?" tanya si bocah Shim.

"Entahlah" jawab Yuchun menggedikan bahunya.

Changmin yang termuda diantara Yunho dan Yuchun, tapi karena otaknya pintar dia mampu mengikuti program akselerasi saat SMA. 

Jenius.

"Eung~ memangnya kalian mau kemana? Kenapa harus kabur?"

Sepertinya aku melupakan Junsu.

Kim atau Xiah atau Xia atau Junsu atau Bebek atau yah terserahlah kalian mau memanggilnya apa. 
Junsu menobatkan dirinya sebagai fans nomor satu tiga sekawan, Jung, Park dan Shim. 
Junsu stalker sejati tiga anak orang kaya itu. 
Orang tua Junsu hanyalah seorang pemilik kedai rumah makan bebek yang berada tak jauh dari kampus.

"Mau kemana kami kau tidak perlu tahu duck" acuh Yuchun.

"Aish aku kan hanya bertanya. Ugh aku lapar! Yah sunbaenim, apa kalian sudah makan?"

No Respon.

Junsu mempoutkan bibirnya. 

"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu jadwal kuliahku sudah selesai hari ini, anyeong sunbaenim"

"Nde, pergilah hush hush" ucap Yuchun lagi.

Changmin menatap lurus punggung Junsu yang melenggang jauh.

Mendadak ia tersenyum.

"Sepertinya aku tahu kau harus menginap dimana Yun hyung! Ikut aku"

Meski bingung 2U mengikuti kemana Changmin melangkah.

Parkiran sepeda?
 
"Bebek!"

"YAH! Ish ada apa?!"

"Aku ikut kerumahmu"

"M-Mwo? Kerumah bebek ini?" protes Yuchun.

"Jangan panggil aku bebek Park sunbae!" poutnya imut.

"Like I care?"

"Yunho hyung, kau membutuhkan tempat untuk bersembunyi kan? Satu-satunya tempat yang tidak akan Umma Jung temukan adalah rumah Junsu"

"Kau yakin?"

"Uhm! Junsu tidak pernah bermain dengan kita, jadi kurasa keberadaannya akan sulit dilacak Umma Jung"

Si tampan yang tidak perlu di deskripsikan lagi ketampanannya itu berpikir.
Ia menunjukan smirk seksi miliknya.
 
"Kau benar, Ummaku hanya tahu tentang kita bertiga tapi tidak dengannya, kau jenius Shim"

"Hehehe thats me! Eotte? Kita kerumah si bebek?"

 "Kajja!" jawab Yunho singkat.

"Yuchun hyung?"

"Aish ok ok!"

Changmin tersenyum cerah.

"Kajja bebek kita berkunjung kerumahmu"

"Kenapa kau yang memutuskan Shim? Aish kalian mau membawaku kemana? Sepedaku! YAH!"

"Ck, berisik!"

Dengan tidak berpri-ke-bebekan(?) Changmin menarik tangan Junsu menuju mobilnya.
Sedang Yunho menggunakan mobil Yuchun.
Terlalu beresiko dia membawa mobilnya sendiri.
 
15 Menit kemudian.

"Ini rumahmu?

"Nde, wae?"

"Ani, aku pikir tempat untuk menampung bebek"

"Maksudmu kandang bebek?!"

"Yeah begitulah"

"Park Yuchun~shi!" Junsu menggeram gemas.

Well, meski ia adalah fans dari tiga sekawan tapi tetap saja ia akan kesal jika ada yang menggodanya.
Terlebih namja berkening lebar ini.
Hobi sekali dia mengganggu Junsu.

KRIET~

Pagar kayu itu terbuka, menampakan halaman yang tidak begitu luas namun indah dan tertata rapi.

"Masuklah, sepertinya Umma dan adiku sedang ada dirumah"

"Memang biasanya mereka kemana?"

"Membantu Appa di restoran sunbae, aku pulaaaaaaaanngg"

"Selamat datang Suie. Omo kau membawa teman?"

Junsu tersenyum kikuk.

Teman? Bisa dibilang iya bisa dibilang tidak.

"Anyeong haseo ahjumma. Kami teman Junsu. Shim Changmin imnida, ini Park Yuchun dan yang ini Jung Yunho"

"Aigoooo ini pertama kalinya Junsu membawa teman kuliahnya kerumah. Aku senang kalian berkunjung, ayo- ayo masuklah maaf nee rumah kami sempit"
 
"Meski tidak sebesar garasi mobilku tapi ini sangat nyaman"

Yunho menyenggol Yuchun.

Sadar bahwa ucapannya terdengar kurang sopan, Yuchun membungkuk dan meminta maaf.

"Hahaha gwaenchana, memang begini kenyataannya, rumah kami sangat kecil keunde semoga kalian bisa merasa nyaman disini. Suie~ah Umma akan ke restoran membantu Appamu. Kyunie baru pulang dia ada diatas"

"Ne Umma"

"Ah~ adikmu mau ujian jangan mengganggunya. Kalau mau makan siang Umma sudah siapkan di meja ajak teman-temanmu makan juga ne"

"Neeee"

"Cha Umma pergi dulu, kalian bersantailah disini ahjumma pergi neee"

"Ne hati-hati dijalan ahjumma" ucap Yunho sopan.

Setelah Kim Umma pergi, Junsu berlari kecil menuju kamar yang ada dilantai dua.

Rumahnya memang kecil, karena itu dibuat bertingkat.

"Kalian tunggu disini, aku akan berganti baju. Jangan sentuh apapun"

"Ck, apa yang harus kusentuh? Apa dirumah ini ada berlian?"

Dan Junsu hanya mengerucutkan bibirnya kesal lalu menghilang memasuki kamarnya.

"Yah hyung, kau senang sekali menggoda Junsu, kau menyukainya huh?"

"Kau salah makan pagi Shim? Otakmu tidak beres"

"Jangan sering menggodanya Chun hyung nanti bisa jatuh hati"

"Diam kau! Yun, bagaimana?"

"Tempatnya kecil, tapi- tidak buruk"

Pemuda berwajah kecil itu melihat seisi ruangan dengan bola mata yang bergerak kesana kemari.

"Min, bagaimana kalau si bebek itu tidak mengijinkanmu menginap?"

"Dia fansnya Yunho hyung, sudah pasti dia akan membolehkannya menginap disini, yang harus dikhawatirkan itu kau Yuchun hyung, apa Junsu akan mengijinkanmu menginap disini, kau selalu mengganggunya"

"Err aku tidak akan mau menginap disini Shim! Aku yakin rumah ini tidak memiliki kamar tamu dan lagi Appaku pulang dari US hari ini"

Changmin menggedikan bahunya.
 
" Bagaimana denganmu? Apa kau mau menginap disini?" tanya Yunho.

"Akan kupikirkan lagi"

TAP TAP TAP

Junsu kembali dari kamarnya, dia menggunakan baju dan celana yang lebih santai.

Dibelakangnya Kim Kyuhyun, adik lelakinya yang manis ikut turun bersama Junsu.

"Kyu, buatkan sirup jeruk dingin untuk teman-teman hyung ne"

"Ye"

"Kka, jadi apa yang mau kalian lakukan dirumahku?" tanya Junsu santai sambil duduk di depan tiga sekawan itu.

Ketiga pemuda taman itu saling berpandangan.

"Junsu~ya sebenarnya-- aku ingin meminta bantuanmu"

"Apa itu Yunho sunbae?"

"See? Sudah kukatakan dia itu fans nomor 1 Yunho hyung" bisik Changmin ke telinga Yuchun.

"Eung itu aku-"

TRAK

"Ini minumannya, silahkan"

"Gomawo, yah kau manis sekali kau adiknya si bebek eoh?"

"Yah yah, jangan ganggu dia Yuchun sunbae"

"Aku tidak mengganggunya, hanya bertanya"

"Kim Kyuhyun imnida"

"Aigoooo manis sekali, kau tidak bilang punya adik semanis ini duck, kau masih sekolah?"

"Ne, kelas tiga SMA"

"Namja muda yang menarik"

"Kyu, kembali ke kamar jangan tergoda dengan orang ini"

"Permisi hyungdeul"

"Byebye gorgeous"

"Jangan mengganggu adiku sunbae"

"Kenapa bukan adikmu saja yang sudah kuliah, jadi aku bisa dekat dengannya"

"Yaish~!"

"Yuchun~ah jangan mulai"

Perintah Yunho membungkam mulut YOOSU.

Btw dimana Changmin? 
Oh sepertinya dia habis terpana akan sesuatu yang indah yang baru saja berlalu dari pandangannya.

"Yunho sunbae apa yang mau kau katakan tadi?"

"Junsu~ya aku tahu ini mungkin asing buatmu karena- yeah kita tidak dekat. Tapi-" Yunho menghentikan ucapannya dan melirik Yuchun.

Pemuda Park itu mengangguk.
 
"Tapi apa sunbae?"

"Aku ingin menginap dirumahmu"

Junsu mengedipkan matanya lucu.

"Menginap dirumahku? Rumahku yang besarnya tidak sebesar garasi Yuchun sunbae?"

  "-_- " <- Yuchun.

"T-Tapi kenapa? Maksudku rumahmu jauh lebih besar dan nyaman kan? Kenapa ingin menginap dirumahku? Dan lagi, kamarku hanya ada 2. Aku tidak punya kamar tamu sunbae"

"Rumahku memang besar, tapi tidak begitu nyaman"

"Hn~ apa ini ada hubungannya dengan pembicaraan kalian tadi? Yang soal kabur?"

"Yeah begitulah"

Junsu nampak berpikir.

Oh ayolah, di- inapi oleh seorang Jung Yunho adalah impian semua orang.

Tapi Junsu tetaplah Junsu yang sangat menghormati kedua orang tuanya.

Ia harus meminta ijin kedua orang tuanya.

Junsu menelpon Appanya dan meminta ijin.
Beruntung Kim Appa sangat baik dan membolehkan teman-teman puteranya menginap.

"Appa sudah mengijinkan, kau boleh menginap disini selama yang kau mau sunbae" ucap namja manis itu ramah.

"Ah benarkah? Gomawo Junsu~ya"

"Baiklah aku akan membereskan kamar dulu, sunbae tidak masalah kan kalau sekamar denganku?"

"Gwaenchana"
 
"A-aku juga tidak masalah"

Ucapan Changmin membuat ketiganya menoleh.

Hei, sejak 15 menit lalu ia terdiam kini namja berwajah childist itu bersuara.

"Kau mau menginap juga Min?" tanya Yuchun.

"MAU!"

"Aish kau ini kenapa huh?" protesYuchun sambil menutup telinganya.
 
"Omo, kalau Changmin menginap kamarnya akan terlalu sesak"

"Kalau begitu aku akan tidur dengan adikmu!" senyum tidak jelas Changmin terkembang.

"Mwo?"

"M-Maksudku aku tidur dikamar adikmu hehe"

Junsu menyipitkan matanya curiga.

"Andwe, adiku itu masih tujuh belas tahun dan aku tidak akan mengijinkannya tidur dengan namja ataupun yeoja manapun. Ung~ baiklah begini saja, aku tidur dengan Kyunie dan kau dengan Yunho sunbae, bagaimana?"

"Ish, lima hari dalam seminggu aku selalu tidur dengannya Su" sahut Changmin malas.

Yunho menatap Changmin iritasi.

"Apa kau tidak rela kamarmu jadi tempat pelarianku?"

"Bukan begitu hyung, tapi- ah baiklah baiklah aku akan tidur denganmu. Ck."

Junsu tersenyum ia menyuruh tiga sekawan itu ke ruang makan merangkap dapur untuk makan selagi ia merapihkan kamarnya.

Sepuluh menit kemudian.

"Kamarnya sudah kura- YAH! Kemana semua makanan disini?"

"Kau harus bertanggung jawab Min"

"Ganti semua makanannya perut karet!"

"Hyungdeul cerewet! Aku kan lapar. Sejak dua jam lalu perutku belum bertemu nasi. Yah Xiah Junsu kau mau makan apa untuk makan siangmu? Lagipula suruh siapa masakan Ummamu enak? Jadi perutku tidak bisa menolaknya"

"Semua makanan di dunia ini tidak ada yang tidak enak untukmu Shim" ejek Yuchun.

Changmin memutar bola matanya jengah.

"Aku dan Kyu belum makan"

"Katakan kau ingin makan apa? Kita delivery, aku yang bayar"

"Huh?"

"Pesan apa saja yang kau mau, cepatlah!"
 
"Apa makanannya bebas? Eung- boleh pesan apapun?"

Changmin mengusap wajahnya kesal.

Junsu terlalu banyak bertanya.

"Yes yes yes Kim Junsu, kau boleh memesan apapun yang kau mau"

"YAIY! Baiklah tunggu aku akan mengambil sesuatu"

Namja manis itu berlari menuju kamarnya sampai tak berapa lama ia kembali sambil membawa sebuah brosur restoran.

"Restoran yang di ujung jalan itu baru buka minggu lalu. Dan aku mendapatkan brosurnya. Kau tahu, harga makanan disana sama dengan uang jajanku selama satu bulan!"

"Hm, lalu?"

"Aku ingin mencoba masakan mereka. Apa boleh?"

"Hn"

"Jinjjaaaa? Apapun?"

"Aish jangan memasang wajah seperti itu, kka pesanlah"

Junsu mengetikan nomor restoran mewah itu dari ponselnya.
Dalam hati ia bersyukur pemuda jangkung itu menghabiskan makanannya.

"Gomawo Minnie~ah hehehe"

"Omo, kenapa panggilanmu berubah jadi semanis itu?"

"Karena kau sudah mentraktirku dan Kyunie gomawo neee"

"Hm"
 
Hari semakin sore.

Yuchun sudah pulang beberapa menit lalu.
Hanya tersisa Yunho Changmin dan Junsu.
Mereka sedang berada di taman belakang, melihat Junsu yang sibuk memberi makan Xiahki.

"Su, adikmu itu senang sekali belajar eoh?" tanya Changmin.

"Hum, Kyu memang sedang sibuk belajar sekarang, kau tahu kan bulan depan ujian kelulusan, dia ingin masuk Universitas Tokyo dengan jalur beasiswa"

"Benarkah? Jurusan apa?" tanya Changmin lagi, dia sangat antusias jika berhubungan dengan adik namja Kim itu.

"Matematika, dia mencintai matematika daripada hyungnya sendiri"

Changmin tertawa tidak jelas.

"Kenapa harus beasiswa?" kali ini Yunho yang bertanya.

Junsu tersenyum kecil, ia mengusap lembut bulu Xiahki lalu duduk di kursi tepat disamping Yunho.

"Kalau tidak melalui jalur beasiswa kami tidak akan sanggup membayar pendidikannya sunbae. Aku juga mahasiswa penerima beasiswa di Sunhwa?"

"Benarkah? Aku tidak tahu"

"Hehehe yah beginilah keadaan keluargaku sunbae. Kalau tidak lewat jalur beasiswa aku tidak akan bisa kuliah. Appa dan Umma tidak memiliki cukup uang"

Yunho menatap Junsu.
Dibalik keceriaan namja bertubuh gempal itu ternyata hidupnya tak seperti yang dibayangkan Yunho.
Ia pikir mahasiswa Sunhwa semua orang berkantung tebal.

"Omo! Sudah jam lima aku harus mengantarkan pesanan"

"Kau mau kemana?"

"Aku harus mengantarkan pesanan makanan sunbae"

"Kemana?"

"Ke perumahan di samsung-dong"
 
"Aku boleh ikut?"

"Tentu"

"Min kajja"

"Aku tidak ikut"

"Wae?"

"Aku disini saja. Menjaga rumah Junsu"

Yunho menatap Changmin.
Oh dia tahu apa yang dipikirkan sahabatnya itu.
 
"Baiklah. Tapi jangan salahkan aku kalau aku menelpon Umma Shim dan mengatakan bahwa kemarin putera tunggalnya diam-diam masuk kedalam pabrik pepero dan mengambil semua stock pepero disana"

"Ya hyung!"

"Jadi?"
 
"Baiklah! Aku ikut, aish menyebalkan!"

Dengan menggunakan mobil Changmin.
Ketiganya mampir ke restoran Junsu untuk mengambil pesanan makanan.
Setelahnya mereka mengantarkan bebek bakar barbeque  itu kerumah yang berada di depan komplek perumahan mewah di samsung-dong.
Perumahan yang hanya dihuni oleh orang-orang berdompet sangat amat tebal.

Dan, komplek apartement dan perumahan itu adalah salah satu aset keluarga Jung.


"Ini rumahnya?"

"Ne sunbae tunggulah aku akan mengantarkannya dulu"

Mobil Changmin terparkir indah di halaman rumah yang begitu luas.

Junsu menghilang kedalam rumah, meninggalkan HOMIN yang nampak bosan menunggu.

"Rumahnya besar sekali"

"Ck, jangan norak Min bukannya rumahmu jauh lebih besar"

"Tapi tidak secantik ini, lihat dimana-mana ada bermacam bunga, aku yakin yang punya rumah yeoja yang cantik jelita"

"Bukannya Shim Umma juga menyukai bunga?"

"Hm~ bunga bank"

Yunho terkekeh.

Lima belas menit mereka menunggu, tapi namja Kim itu belum menampakan batang hidungnya.

"Aish kemana si bebek itu? Lama sekali"

"Telepon dia"

"Aku tidak punya nomor teleponya, hyung punya?"

Yunho menggeleng.

"Baiklah kalau begitu aku akan mencarinya kedalam"

"Ani, biar aku saja kau tunggu disini"

Yunho turun dari mobil.
Berjalan pasti kearah pintu masuk dan mengetuknya.
Tidak ada jawaban.

"Rumah sebesar ini apa tidak memiliki bel?"

Yunho kembali mengetuk pintu.
Tidak ada jawaban.
Sampai ia memutuskan untuk masuk.

Oke ini lancang, tapi ia tidak suka menunggu!
 
Yunho masuk kedalam rumah bergaya eropa itu.

Mata kecilnya berhenti pada satu buah foto keluarga yang tergantung.
Memandang pada satu titik fokus manusia yang sedang duduk diapit dua orang, yang diyakini Yunho adalah kedua orang tua manusia indah itu.

"Nuguseo?"

Yunho terkejut.
Ia menolehkan kepalanya kearah suara.
 
DEG~

Dan, oh Tuhan manusia indah itu ada dihadapannya sekarang.

"Kau siapa?"

Dan- dan suaranya juga indah!
Sama seperti wajahnya.
Seperti malaikat.

"Yunho sunbae? Kenapa ada disini?"

Tanya Junsu yang keluar dari arah dapur.

"Tuan muda anda sudah bangun? Makanan tuan muda sudah datang, tuan muda mau makan sekarang?"

"Nee. Jijji sudah makan ahjussi?"

"Baru saja selesai, sekarang sedang bermain di halaman"

Manusia indah berambut hitam legam itu berjalan pelan.
Tanpa ia tahu setiap langkahnya menuruni tangga membuat dada seseorang berdegup.

"Anyeong Jaejoong~shi" sapa Junsu.

"Anyeong Suie, gomawo ne sudah mengantarkan pesananku"

"Hehehe sudah menjadi kewajibanku melayani pelanggan nomor satu kami"

"Bebek buatan Kim ahjussi memang tidak terkalahkan"

"Tentu saja, Appaku itu koki yang hebat"

Malaikat bernama Jaejoong itu tertawa kecil.
Membuat seseorang yang berdiri disamping Junsu itu meletupkan perasaan berdebar.

"Ah ne, Jaejoong~shi kenalkan ini Yunho sunbae"

Doe eyes indahnya berkedip lucu.

"Apa dia pacarmu Suie?"

"P-Pacar? A-ani, dia ini sunbaenimku di Kampus"

Jaejoong mengangguk sambil menggumam O.

Namja cantik itu mengulurkan tangannya dan tersenyum.

"Anyeong, Kim Jaejoong imnida"

Yunho kikuk tapi ia masih bersikap cool.
Wajahnya terkesan angkuh.
Tidak tersenyum sama sekali.

"Yunho"

Senyum Jaejoong sirna seketika.

Jaejoong sedih dengan reaksi Yunho yang dingin.

"Yunho sunbae, kita pulang sekarang?"

"Kau sudah selesai"

"Hum sudah"

Junsu berpamitan pulangia membungkuk sopan dan keluar dari rumah mewah itu.
Di ikuti Yunho disampingnya.

Meninggalkan Jaejoong yang termenung.

"Tuan muda, anda mau makan sekarang?"

Jaejoong melihat Yunho dan Junsu dari jendela ruang tamunya.

"Ahjussi, bukankah dia tampan?"

"Siapa tuan muda? Kim Junsu~shi?"

"Aniya, namja itu. Yunho, dia sangat tampan." ucapnya dengan mata berbinar.

Lee Jung Soo head maid itu mengulum senyumnya.
Aha! sepertinya ia mengerti arti binaran mata itu.

*
*
 
Malam harinya.

Yunho Junsu dan Changmin tidur satu kamar.
Sebenarnya Junsu akan tidur dengan Kyu tapi karena Kyu sedang fokus untuk ulangannya besok jadi ia masih sibuk belajar.
Sedang Junsu tidak bisa tidur jika lampu kamar masih menyala.

"Yunho hyung geser sedikit"

"Kalau aku geser lagi aku bisa jatuh Min"

Ketiganya saling berdesakan diatas ranjang Queen Size Junsu.

"Aish sempit sekali! Junsuya, apa kau tidak punya kasur tambahan? Aku tidur dilantai saja"

"Opso"

Changmin berdecak.
Pemuda jangkung itu bangun dari tidurnya.

"Kau mau kemana?"

"Aku haus hyung"

Changmin keluar dari kamar menuju dapur yang terletak di lantai bawah.
Meninggalkan Junsu dan Yunho.
Keduanya masih belum bisa terpejam.

"Sunbae, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Junsu.

"Su, kita sudah menjadi teman kau bisa memanggilku hyung saja"

"Omo jinjja?"

"Hm"

"Yaiiiyyy gomawo sunbae ah maksudku hyung"

"Yah, kau tadi mau bertanya apa?"

"Ah ne, hyung kenapa kau kabur dari rumah?"

Yunho terdiam, keduanya terlentang menatap langit-langit kamar Junsu yang berhias glow in the dark berbentuk lumba-lumba.

"Aku akan dijodohkan Su"

"Huh?"

"Aku sudah berulang kali akan dijodohkan oleh Ummaku"

"Benarkah? Tapi kau kan masih muda hyung"

"Karena itulah aku tidak mau. Semua yeoja pilihan Ummaku tidak ada yang bisa membuat hatiku berdetak kencang atau gugup saat aku melihatnya"

"Kenapa Umma hyung menjodohkan hyung?"

"Entahlah, ia hanya ingin aku mendapatkan pasangan yang cocok untuk keluargaku tapi sayangnya tidak untuk hatiku"

"Lalu yeoja seperti apa yang cocok untuk hatimu hyung?"

Pertanyaan Junsu membuat ingatan Yunho kembali pada beberapa jam lalu.

Dimana terdapat menit-menit yang mendebarkan.
Menit-menit yang membuat seorang Jung gugup.

"Dia-"

CKLEK~

"Hyung, kau mematikan ponselmu eoh? Umma Jung menelponku eotte? Dia sudah tahu kalau aku bersamamu hyung!"

"Berikan padaku"

Changmin memberikan ponselnya pada Yunho, dan namja tampan itu terduduk diranjang sambil menarik napasnya pelan.

"Ne Umma yeobose-"

"JUNG YUNHO KAU DIMANA? TIDAK PULANG LAGI EOH?!"

Yunho menjauhkan ponsel Changmin sebelum dia harus diantar ke THT sekarang juga.

"Aku tidak akan pulang sampai Umma berhenti menjodohkan aku"

"Aish anak nakal! Pulang sekarang atau namamu Umma coret dari daftar waris"

"Aku tidak peduli, Umma coret saja lebih baik aku miskin daripada harus hidup bersama orang yang tidak kucintai!"

"YAH! Kau belum melihat yang ini Yunnieya, dia sangat cantik, pintar dan juga lahir dari keluarga terpandang, Umma yakin kau akan suka dengan yang satu ini"

"Umma selalu berkata seperti itu sejak mengenalkan lebih dari 20 yeoja padaku! Dan semuanya tidak ada yang aku suka. Sudahlah Umma aku lelah"

"Kau pikir Umma tidak lelah eoh?" 

"Kalau begitu berhentilah mencarikan pasangan untuku, biar aku sendiri yang menemukannya"

"Shiruh, Umma tetap akan menjodohkanmu dengan pilihan Umma yang satu ini! Umma sudah terlanjur menyukainya Yunnieya"

"Kalau begitu Umma saja yang menikahinya, aku harus pergi dan jangan menggangu Changmin dia sedang belajar untuk tugas kuliahnya besok, kalau Umma mengganggunya aku akan adukan Umma ke komnas HAM, anyeong Umma"

KLIK

"Omo, kau galak sekali pada Ummamu hyung"

"Kau belum tahu seperti apa Ummaku, Suie"

"Aku tahu! Siapa yang tidak mengenal Kim Heechul? Namja cantik istimewa dan berwibawa pemilik NEEM Fashion yang sudah membuka cabangnya di 10 negara. Dan juga seorang istri yang pas untuk mendampingi Jung Hankyung" celotehnya.

"Aigooo kau benar-benar tahu semuanya tentang Yunho hyung"

"Aku tahu semua tentang kalian hehehe"

"Kau benar-benar Jung fanboy. Su, aku lapar dibawah ada ramyun untuku ne?"

"Ini sudah jam 10 dan kau masih lapar?"

"Apa lapar ada batasan waktu?"

"Hish. Ambilah, masak sendiri aku ngantuk"

"Uh, masak ramyun? Caranya?"

"Dibelakang kemasan ada cara memasaknya, ikuti saja"

Changmin kembali ke dapur.
Junsu akan memejamkan matanya tapi panggilan Yunho menginterupsi acara tidurnya.

"Su"

"Hm?" jawabnya setengah mengantuk.

"Kau mengenal Jaejoong?"

"Tidak begitu, wae?"

"Ani, kulihat kau sangat akrab dengannya"

"Itu karena aku sudah lama mengantarkan pesanan kerumahnya"

"Dia suka bebek?"

"Dia suka masakan Appaku. Setiap jam lima sore aku akan mengantarkan makanannya"

Junsu menghadapkan tubuhnya kearah Yunho yang masih asik memandang langit-langit kamar Junsu.

"Jaejoong itu sangat kaya, keunde aku kasihan padanya"

"Kenapa?"

"Dia itu tidak pernah keluar rumah hyung, sejak kedua orang tuanya meninggal Jaejoong dikurung dirumah besarnya, sekolah-pun di dalam rumah"

Yunho yang merasa tertarik membalikan posisinya menghadap Junsu.
Keduanya saling berhadapan sekarang.
 
"Orang tuanya sudah meninggal?"

"Hum, Jaejoong hanya tinggal sendiri. Sejak usia sepuluh tahun ia tidak pernah lagi keluar rumah"

"Kenapa?"

"Molla"

Yunho diam.

"Hyung, aku mengantuk aku tidur duluan ne lampunya tolong matikan hyung"

Yunho mematikan lampu dikamar Junsu dan menggantinya dengan lampu tidur. 
Junsu langsung terlelap.
Tapi Yunho? 
Bagaimana ia bisa tidur kalau Kim Jaejoong masih ada di pikirannya.

"Haaahh ada apa denganku?"

Sementara Yunho meminimalisir jantungnya yang berdegup saat memikirkan Jaejoong, 

Changmin sang magnae justru terlihat bingung dengan alat-alat dapur.

"Bagaimana menyalakan kompornya?" tanyanya dengan kedua tangan di pinggang.

"Ck, bagaimana ini? AKU LAPAR!"

"Changmin hyung, sedang apa?"

Changmin terkejut saat Kyuhyun berada dibelakangnya.

"K-Kyuhyun~ah kau belum tidur?"

"Belum, aku lapar"

"Benarkah? Aku juga"

Namja manis itu tertawa kecil.

"Permisi hyung aku membutuhkan kompornya"

"Ah mianhe silahkan"

Changmin menggeser posisinya sehingga Kyuhyun bisa memanaskan air.

"Kau mau memasak ramyun?" tanya Changmin.

"Nde, waeo?"

'Sial, tadinya kan ramyun itu untuku' rutuk Changmin dalam hati.

"Hyung, waeo? Apa kau juga mau memasak ramyun?"

"Hmmm yah begitulah" Changmin menggaruk belakang lehernya.

"Omo ramyunnya hanya tinggal satu, kalau begitu untuk hyung saja"

"Eeh? Ani, kau kan juga lapar. Bagaimana kalau kita makan berdua saja?"

"Ah baiklah, tidak masalah"

Changmin tersenyum.

Setelah airnya matang, Kyu memasukan ramyun dan potongan sosis yang ada di kulkas.
Tidak lupa juga ia menambahkan daun bawang agar rasanya lebih enak.
Setelah matang, namja berkulit pucat itu membawa panci ramyun ke meja makan dimana tuan tampan Shim sudah menunggu dengan sendok ditangannya.

"Harum sekali"

"Aku tidak terlalu pintar memasak, kalau tidak enak mian"

"Tenang saja, aku akan suka semua masakan yang kau masak"

"Huh?"

"A-Aniya. Kajja kita makan"

Keduanya makan dengan tenang.

Meski kuahnya terlalu banyak sehingga membuat rasa bumbunya berkurang, tapi Changmin tetap melahap habis ramyun buatan Kyuhyun, sampai tidak tersisa apapun didalam panci.

Setelah selesai, Changmin membantu Kyu mencuci peralatan yang sudah mereka pakai.
 
"Gomawo ramyunnya enak sekali"

Kyu tertawa kecil.

"Kuahnya terlalu banyak, tidak ada rasanya. Apanya yang enak hyung?"

"Benarkah? Buatku ini enak"

"Aku sering memasak ramyun yang airnya terlalu banyak, Junsu hyung sering meledek ramyun buatanku adalah ramyun sungai Han"

Changmin terkekeh.
Manis sekali namja ini.
Begitulah pendapat Changmin.
 
Setelah selesai, Kyuhyun kembali ke kamarnya dan Changmin masuk kamar Junsu dengan wajah yang sulit dijelaskan.

"Senang sekali hum tidur dengan perut kenyang?"

"Hehehe begitulah, hyung belum tidur?"

"Kau tahu aku kan?"

"Tidak terbiasa tidur ditempat baru"

Changmin memutuskan tidur dilantai beralaskan karpet, dengan selimut yang sudah disiapkan Junsu serta bantal yang cukup empuk, namja tinggi itu merebahkan tubuh lelahnya.

"Hyung, Kyuhyun itu sangat manis ne"

"Junsu tidak akan mengijinkanmu mendekati adiknya"

"Wae? Aku cukup baik dan sangat tampan, dan lagi aku bukan playboy seperti Yuchun hyung"

"Dia masih 17 tahun"
 
"Oh please hyung, kami hanya berbeda 4 tahun"

"Bagaimana dengan Kyu? Apa dia menyukaimu? Kulihat tadi ia terus menatap Yuchun"

"Sepertinya ia juga menyukaiku hyung, yah haruskah aku yang bertindak duluan?"

"Terserah. Kau jangan menyakitinya dia adiknya Junsu dan Junsu sudah banyak membantuku"

"Tenang saja, aku bukan Yuchun hyung"

"Kau ini selalu menggunakan Yuchun. Sudahlah aku mengantuk"

"Nde jalja hyung"

Keduanya terlelap dalam mimpi masing-masing.
Hening, dan nyaman. 
Bahkan Yunho tidak pernah tidur se-nyenyak malam itu.
Rumah Junsu ternyata lebih nyaman dibanding hotel berbintang yang pernah ia datangi.

*
*

*SUNHWA UNIVERSITY*

"Yo Yunho Changmeaaann, bagaimana acara menginapnya?"

HOMIN berjalan mendekati sahabat mereka yang sudah tiba sejak pagi.

"Kenapa kalian hanya berdua? Mana si bebek?"

"Junsu kuliah siang"

Yuchun mengangguk.

Tidak ada Junsu rasanya sepi, sepi karena tidak ada yang bisa ia goda.

Hari ini tidak ada yang istimewa.

Yang istimewa adalah setelahnya.
Dimana sekarang rumah Junsu ketambahan satu orang lagi yang menginap.
Park Yuchun.

Dan sejak kedatangan namja Cassanova itu dirumah Junsu, keduanya tidak berhenti bertengkar.

Biarkan YOOSU bertengkar, sekarang mari kita menengok kabar Kim Jaejoong yang cantik.

Namja cantik itu duduk di pinggir kolam renang sambil mencelupkan kakinya.
Air dingin seolah memijat kaki mulusnya.

"Tuan muda, sudah sejam lebih anda berada disini, nanti anda bisa sakit tuan muda"

"Kalau sakit ya ke dokter"

Lee Jung Soo tahu, sangat tahu bahwa tuan mudanya itu kesepian.

Sepuluh tahun berada didalam rumah, bagaimana ia tidak kesepian.

"Ahjussi, jam berapa sekarang?"

"Jam 4 tuan muda"

"Masih satu jam lagi Junsu mengantarkan makanan"

"Apa anda sudah lapar tuan muda? Ingin dibuatkan sesuatu?"

"Opso. Tidak bisakah mereka cepat datang"

"Anda menunggu makanannya atau-"

"A-aku menunggu makananya ahjussi!" jawabnya salah tingkah.

Lee Jung Soo tersenyum kecil.
Ia yakin bahwa Jaejoong menunggu namja tampan yang waktu itu ditemuinya.

"Kepala Pelayan Lee, tuan Kim Junsu sudah mengantarkan pesanannya dia menunggu anda"

"Junsu? Junsu sudah datang?"

Jaejoong langsung mengangkat kakinya dan berlari kecil menuju ruang tamu.

"Tuan muda jangan berlari jalannya licin nanti anda terjatuh"

"Junsuya!" panggil Jaejoong.

"Anyeong Jaejoong~shi? Ini pesanan anda"

Jaejoong berhenti berlari.
Retina matanya menangkap sosok lelaki tampan yang tengah duduk diruang tamunya bersama dua orang lain.

Hatinya berdesir saat mata keduanya bertemu.

"Mianhe Jaejoong~shi mereka memaksa ikut masuk kesini, padahal sudah kusuruh menunggu didalam mobil"

"A-Anyeong Yunho~shi" sapa Jaejoong gugup.

Yunho tidak menjawab.
Ia menolehkan wajahnya.
Dan Jaejoong kembali kecewa.

"Omo, cantik sekali" puji Yuchun.

"Ne kau benar hyung dia cantik" jawab si magnae.

"Park Yuchun imnida"

Sinyal kePlayboyan Yuchun menyala.

"Jaejoong~shi kenalkan ini teman-teman kuliahku, Park Yuchun dan Shim Changmin"

"Kau memiliki banyak teman Junsu~ya, menyenangkan sekali"

"Aku bisa menjadi temanmu juga kalau kau mau" 

Ucapan Yuchun membuat namja cantik itu tertawa.

"Benarkah? Aku bisa menjadi teman kalian?"

"Tentu cantik"

"Aku laki-laki Yuchun~shi" ujarnya lembut.

"Laki-laki yang sangat menawan"

Jaejoong tertawa kecil.
Matanya kembali menatap Yunho.
Dan namja itu masih terlihat acuh. 

" Y-Yunho~shi" panggil Jaejoong lembut.

Yunho menoleh.

"I-Itu. Apa aku boleh aku berteman denganmu?"

Mata kecil Yunho membalas tatapan penuh harap Jaejoong.

"Aku- tidak terbiasa berteman dengan orang baru"

Wajah cantik itu berubah sendu.
Lagi, Yunho menanggapinya dingin.

"Begitukah?"

"Kau jangan hiraukan Yunho, dia memang begitu. Kau berteman denganku saja neee"
 
"Yah hyungdeull kajja kita pergi sekarang?" tanya Changmin.

"Ah ne aku hampir lupa, Jaejoong~shi kami permisi ne kami harus pergi"

"Kalian mau pergi kemana?"

"Hari ini kami akan pergi menonton film, karena itu aku mengantar bebek pesananmu lebih cepat"

"Menonton? Di bioskop?"

"Neee"

"Ah begitu, sepertinya menyenangkan"

"Kau mau ikut?" tawar Yuchun.

"Ani, aku tidak bisa"

"Kenapa?" tanya Changmin penasaran.

Jaejoong hanya diam sambil tersenyum kecil.

Hal itu tidak luput dari perhatian Yunho.

Senyumnya benar-benar indah.

Cantik sekali.

"Baiklah, kalau begitu kami permisi ne bye Jaejoong~shi"

Namja cantik itu mengangguk.
Mata beningnya bertubrukan dengan sosok Yunho yang berjalan melewatinya.

"Yunho~ah" panggilnya lembut.

Si tampan Jung membalikan tubuhnya, membuat si cantik Kim salah tingkah dengan wajah yang merona.

"Ada apa?"

"A-Ani"

Jaejoong menunduk gugup.
Tidak tahu saja kalau Yunho tengah tersenyum kecil melihat tingkahnya.

"Hyung ppaliwa!"

Yunho melangkahkan kakinya keluar rumah Jaejoong.

"Dia pergi" sendunya sambil menatap mobil dari jendela ruang tamunya.

"Tuan muda, anda baik-baik saja?"

Jaejoong mengela napasnya dan memutuskan untuk kembali ke kamar, melalui hari-hari yang dirasa sepi.


Sudah lima hari Yunho menginap dirumah Junsu.
Meski begitu namja manis itu tidak keberatan jika Yunho menginap lebih lama lagi.

"Yunho hyung, apa aku boleh minta bantuanmu?"

"Tentu, ada apa Su?"

"Hyung, hari ini aku ada kelas tambahan jadi sepertinya aku akan pulang malam, Kyu juga ada kelas sampai sore"

"Lalu?"

"Itu hyung, bisakah kau mengantar pesanan Jaejoong hari ini? Sungguh hyung aku tidak bermaksud untuk menyuruhmu keunde aku benar-benar tidak bisa hari ini, Umma membantu Appa di kedai dan aku-"

"Serahkan padaku"
 
"Eh?"
"Kau tenang saja, aku terbiasa melihatmu mengantar pesanannya jadi biar aku yang urus"

"Jinjja? Kau mau mengantarnya hyung?"

"Tenanglah aku bisa. Kau belajar yang rajin jadi kau tidak perlu ikut kelas tambahan" ucap Yunho sambil mengacak rambut Juns.

"Eukyangkyang gomawo hyung mianhe ne aku merepotkanmu"

"Kau ini bicara apa? Justru aku yang membuatmu kerepotan karena mengijinkan aku menginap dirumahmu"

"Hehehe aku senang kau tinggal disini hyung, rumahku tidak pernah kedatangan teman dari kampus. Mereka tidak mau berteman dengan mahasiswa penerima beasiswa sepertiku"

"Kalau ada yang mengganggumu di kampus katakan padaku, Yuchun atau Changmin, kami akan menghajarnya untukmu"

"Beres hyung! Cha kalau begitu aku pergi dulu neee jangan lupa pesanannya hyung. Jam 5"

"Arra"

Semua eluarga Kim tidak ada dirumah, Junsu baru saja pergi, Kyu sekolah, Umma dan Appa Kim berada di restoran dan kini tinggalah seorang Jung yang nampak bosan menonton tivi.
Dia tidak ada jadwal kuliah hari ini.
Diliriknya jam dinding bergambar lumba-lumba yang tergantung.

"Masih tujuh jam lagi aku bertemu dengannya"

Yunho mengambil ponselnya.

"Yuchun~ah kau dimana?"

"Dirumah, waeo?"

"Kau sibuk?"

"Cukup sibuk, hari ini aku harus ke Jepang. Melihat trainee baru yang debut disana mewakili Appa"

"Ah begitu"

"Ada apa Yun?"

"Opsoyo bye"

Dia kembali menghubungi seseorang.

"Hyung jangan ganggu aku!"

"Kau dimana Changmin~ah?"

"Pabrik! Sedang mencoba resep baru pepero. Anyeong"

KLIK~

"YAH SHIM CHANG! Dasar bocah karet!"

Yunho melempar ponselnya ke sofa.

Serius, dia sangat bosan sekarang.

Yunho mengambil kunci mobilnya dan memutuskan untuk pergi.

*OTHER SIDE*

"Jijiyaaa jangan berlari Joongie capek! Jijiiiii"

Lelaki cantik itu nampak berlarian kesana kemari mengejar kucingnya di taman belakang.

"Tuan muda"

"Ne?"

"Ada tamu untuk anda"

"Eoh? untuku?"

"Hi"

Jaejoong membalikan tubuhnya.
Dadanya berdesir lagi.

"Yunho!"

Putera pertama Jung itu tersenyum.

Oh Gosh! ini pertama kalinya Jaejoong melihat Yunho tersenyum.

Dan senyum itu membuat Yunho----- SANGAT TAMPAN!
 
Entah keberanian darimana yang membawa Yunho kesini.

Yang ia tahu, ia hanya ingin menemui Jaejoong.

"Yunho" panggil Jaejoong lagi, kali ini senyum senang terukir indah di bibir tipisnya yang selalu basah dan berwarna.

"Apa aku mengganggu?"

"Ani, aku senang kau datang"

"Benarkah?"

"Uhm!"

Keduanya terlihat kikuk.

Lee Jung Soo yang melihat itu mengambil inisiatif agar mereka tidak canggung satu sama lain.

"Tuan muda kenapa tuan muda tidak mengajak Yunho~shi melihat bunga lily yang anda tanam, sepertinya sudah mulai bermekaran hari ini"

"Ah kau benar ahjussi! Yunho~ah apa kau mau melihat bunga lily-ku?"

"Tentu"

Senyum Jaejoong begitu cerah.
Secerah hati Yunho yang semakin menganggumi namja cantik itu.

"Saya akan membuatkan minum untuk anda berdua, permisi"

Jaejoong melangkah terlebih dahulu di ikuti Yunho yang juga berjalan tak jauh darinya.

"Yunho~ah, kenapa kau kesini?"

"Tidak boleh?"

"B-Bukan begitu keunde-"

"Aku hanya bosan dirumah, Junsu kuliah jadi yeah sepertinya bertemu denganmu menyenangkan"

"Bertemu denganku?"

"Kuharap tidak ada yang marah aku menemuimu"

Jaejoong tertawa kecil.

"Opsoyo"

"Kau suka bunga?"

"Hum, aku suka lily"

Kini mereka sudah berada di satu rumah kaca yang berisi bunga lily kesukaan namja cantik itu.

"Whoaaaa mereka benar-benar sudah mekar, yeppoda"

"Kau lebih cantik" bisik Yunho.

"Huh?"

"A-aniya"

"Kau lucu Yunho~ah"

Demi apa dia sudah berapa kali melihat senyum itu hari ini.
Hatinya seolah berjanji dia rela melakukan apa saja agar senyum itu tetap berada disana.

"Jijiya, kau jangan berlarian kesana nanti merusak bungaku, aish kucing nakal!"

"Itu kucingmu?"

"Hum, namanya Jiji dia yang selalu menemaniku"

"Seekor kucing?"

"Dia bukan hanya seekor kucing Yunho~ah dia juga temanku"

Jaejoong kembali tersenyum.

"Umma dan Appa sudah pergi terlebih dulu mereka tidak mengajaku, tega sekali aniya?"

Yunho menatap sendu lelaki cantik itu.
Ia baru sadar kalau wajah Jaejoong begitu sempurna.
Ingin sekali ia mengelus wajah pualam itu, pasti sangat halus.

"Yunho apa kau mau mendengar ceritaku?"

"Tentu"

Mereka kini duduk di kursi yang berbentuk ayunan di tengah tanaman lily yang cukup luas.

"Umma dan Appaku meninggal dalam kecelakaan saat aku berusia sepuluh tahun. Dan sejak saat itu aku hidup seorang diri"

"Bagaimana dengan keluargamu yang lain?"

"Appa sebenarnya memiliki adik tapi paman tinggal di Canada. Paman pernah mengajaku kesana dan aku tidak mau. Aku ingin disini agar bisa dekat dengan orang tuaku"

"Kau kesepian?"

"Aku memiliki Jung Soo ahjussi dan pelayan lain dirumah ini yang selalu membuatku merasa memiliki keluarga. Dan aku punya Jiji. Oh ya beberapa bulan ini, teman Umma sering berkunjung. Aku memanggilnya ahjumma Cinderella"

"Ahjumma Cinderella?"

"Uhm! Ahjumma sering kesini hanya untuk melihatku, dia begitu baik seperti Cinderella karena itu aku memanggilnya ahjumma Cinderella, meski terkadang ahjumma itu sedikit galak hehe"

Yunho terkekeh.

Dia jadi teringat Ummanya, baik tapi sadis.

"Ah, lalu bagaimana dengan sekolahmu? Sekarang kau kuliah atau?"

"Aku tidak kuliah Yunho~ah, tapi aku sudah lulus SMA, home schooling"

"Kenapa tidak kuliah?"

Namja cantik itu tersenyum.

"Aku tidak di ijinkan keluar rumah sejak sepuluh tahun lalu"

"Kenapa?"

"Jung Soo ahjussi mengatakan sejak kepergian Umma dan Appa banyak yang ingin mencelakaiku demi mendapatkan perusahaan Appa, jadi pamanku sengaja menghilangkan aku agar tidak ada yang berbuat jahat padaku"

Yunho masih setia menatap wajah pualam itu.

"Sampai kapan? Kau tidak bosan?"

"Sampai aku menikah. Bosan? Sedikit. Aku tahu ini semua demi kebaikanku jadi aku rela melakukannya"

"Lalu siapa yang mengurus perusahaan orang tuamu?"

"Pamanku yang di Canada, dia memantau semuanya darisana"

Sungguh Yunho tidak tahu bahwa hidup namja cantik itu seperti terpasung dirumahnya sendiri selama bertahun-tahun.

Seperti Rapunzel aniya?
 
"Yunho~ah"

"Ne?"

"Bagaimana keadaan diluar? Apa menyenangkan? Aku sering melihat di tivi, sepertinya dunia luar itu sangat seru"

"Kau akan tahu saat kau merasakannya sendiri"

"Haaahh aku begitu penasaran"

"Aku akan mengajakmu keluar lain kali"

"Benarkah?"

"Hum kalau kau mau"

"Aku sangat mau Yunho! Keunde Jung Soo ahjussi pasti tidak akan mengijinkan"

"Kita kan belum mencobanya"

"Tapi-"

"Percayalah padaku, aku akan mengajakmu melihat dunia luar. Aku akan menjagamu"

Jaejoong menatap mata Yunho.
Darahnya berdesir hangat, jantungnya seakan ingin melompat keluar dari tubuhnya.
Oh Tuhan, apakah ia telah jatuh cinta?

Keduanya saling menatap dan tersenyum kemudian.

Hening melingkupi keduanya.

Selama beberapa jam, Yunho menghabiskan waktunya dirumah namja cantik itu. 
Mereka makan bersama karena Jaejoong memasak jadi ia tidak memesan makanan dari restoran Junsu hari ini. 

Bersama Yunho waktu berlalu begitu cepat.

*
*

Yunho Yuchun Changmin dan Junsu terlihat bersantai di kantin kampus.

Changmin sedang asik dengan tiga porsi hamburgernya.

Yuchun dan Junsu asik ribut meski tidak jelas apa yang mereka ributkan.

Sedang Yunho?
Ia nampak sibuk dengan ponselnya sambil tersenyum-senyum tidak jelas.

Beberapa hari ini hubungannya dengan Jaejoong semakin dekat.

Keduanya bahkan saling menukar nomor telepon.

"OPPA!" teriak gadis cantik berambut pirang yang kini nampak berkecak pinggang.
 
"Ada apa Jess?" tanya Yunho yang tetap fokus pada ponselnya.

"Kau harus pulang! Kalau kau tidak pulang besok Umma akan menjodohkanku!"

Well, yeoja blondie itu ternyata adik Yunho, Jessica Jung.

Yunho terkekeh, ia memasukan ponselnya ke saku celana.

"Wae? Bukankah itu bagus?"

"Ish, usiaku masih 19 tahun dan aku tidak mau menikah cepat!"

"Aku juga tidak mau, katakan pada Umma berhenti menjodohkan aku atau aku tidak akan pernah pulang selamanya!"

Jessica terduduk kesal disamping kakaknya.

Wajahnya merengut dengan bibir yang terpout.

"Tapi kau belum melihat calon yang ini Oppa, dia sangat cantik bahkan jauh lebih cantik dariku meski yeah dia sama seperti Umma"

"Sama seperti Umma? Maksudmu?"

Wanita cantik itu membalikan tubuhnya sehingga ia berhadapan dengan sang kakak, ia menghela napasnya pelan.

"Dia namja Oppa, namja yang sangat cantik!"

"MWO?" kompak YooSu.

"Uhuk~!" Changmin tersedak burgernya sendiri.

Dan Yunho?

Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi.

"Oh Tuhan, hyung k-kau gay?" tanya Junsu.

"Memangnya kenapa kalau gay? Apa itu buruk?"

"Ish aku tidak bertanya padamu Park"

"Dan aku butuh jawabanmu Kim"

Keduanya saling melempar deathglare.

"Min, bagaimana?" tanya Yunho.

Namja kekanakan itu menggedikan bahunya cuek.
Ia kembali sibuk dengan burgernya.
Yunho hanya mendesah kesal.

"Oppa kumohon pulanglah, setidaknya besok malam karena Umma akan mengenalkanmu dengan orang itu. Aku tidak mau dijodohkan Oppa, kau tahukan kalau aku sedang berpacaran dengan Tyler?"

Yunho diam.

Dia sebenarnya tidak masalah dengan namja, karena toh Ummanya juga seorang namja cantik yang istimewa.

Tapi yang jadi masalah sekarang adalah hatinya.

Hatinya telah terpaut pada namja cantik bernama Kim Jaejoong.

"Oppa bagaimana?"

"Arra arra aku akan pulang besok"

"JINJJA? Oppa tidak bohong?"

"Kapan aku melanggar janjiku Jess?"

"Hum baiklah aku percaya, aku akan memberitahu Umma soal ini"

"Apa kau sudah melihat namja itu?"

"Hum, dia cantik sekali Oppa kau tidak akan rugi!"

Yunho kembali diam, memikirkan namja mana lagi selain Kim Jaejoongnya.

"Aku ada kelas Oppa, jangan lupa besok kau harus pulang arraso? Bye Oppadeul"

Changmin membalas lambaian Jessica.

Sedang YooSu menjawab 'Bye Jess' Kompak.

"Kau mau kemana hyung?" tanya Changmin yang melihat namja Jung itu berdiri.

"Aku ada urusan"

"Huh? Apa itu?"

"Mau tahu saja, aku titip absen ne"

Changmin menatap Yunho bingung.

"Yunho hyung mau kemana?" tanya Junsu kali ini.

Yuchun mengangkat bahunya, tanda ia tidak terlalu tertarik kemana namja Jung itu pergi.

*JAEJOONGIE HOUSE*

"Yunho?"

"Hi"

"Masuklah"

"Tunggu aku akan membuatkan minum"

Yunho mengangguk.
Meski Jaejoong memiliki segudang pelayan, tapi jika Yunho yang datang maka dia yang akan membuatkan minum atau makanan untuk namja kelewat tampan itu.

"Tiramisu ice, aku harap kau menyukainya"

"Aku menyukai apapun yang kau buat Jaejoongie"

Pipi putih itu merona hebat.
Wajahnya mendadak panas.

"Ini enak"

"Benarkah?"

"Hum"

Jaejoong tersenyum.
Hatinya berdebar.
Selalu saja begini jika itu mengenai Yunho Jung.
 
"Yunho"

"Ne?"

"Kau pernah berjanji mengajaku jalan-jalan keluar, apa kau masih ingat?"

"Tentu"

"Bisakah kau mengajaku keluar sekarang?"

"Apa Jung Soo ahjussi sudah mengijinkanmu keluar?"

"Hum, aku sudah meminta ijinnya dan dia membolehkan asal aku pergi denganmu"

"Benarkah?"

Jaejoong mengangguk.

"Yunho jebbal ajak aku melihat dunia luar. Aku- aku sangat ingin melihatnya bersamamu. Aku tidak punya banyak waktu"

"Ada apa Jaejoongie?

Jaejoong menggeleng cepat, dia tersenyum cantik.

"Pamanku akan datang dari Canada malam ini, jadi ini kesempatan terakhirku untuk bisa keluar, dia pasti tidak akan mengijinkan aku keluar"

"Baiklah aku akan mengajakmu jalan-jalan"

"Jeongmal? Kalau begitu aku akan siap-siap dulu"

Yunho mengangguk.
Dia merasa Jaejoong sedikit aneh hari ini.

Benarkah dia di ijinkan keluar setelah hampir 10 tahun ia tidak pernah keluar lebih dari gerbang rumahnya?

Dua puluh menit kemudian Jaejoong menemui Yunho yang kini nampak asik memandangi puluhan foto keluarga namja Kim itu.

"Yunho"

Yunho membalikan badannya dan Oh My God.

Demi apa Jaejoongnya beratus-ratus kali lebih cantik saat ini!

Kaos rajutan berwarna peach dengan kerah V neck memperlihatkan indah leher putihnya yang jenjang.

Celana skiny jeans melingkupi kakinya yang kecil.

Dia ciptaan Tuhan yang paling indah yang pernah Yunho lihat.

"Aku aneh ya?"

"Kau cantik! Ah maksudku kau-"

"Gomawo" ujarnya sambil tertunduk malu, menyembunyikan gurat pinky facenya.

"Kita pergi sekarang?"

"Uhm! Kajja"

"Kau tidak minta ijin Jung Soo ahjussi dulu?"

"Aku sudah meminta ijinnya tadi"

Pasangan YUNJAE melangkah keluar dari rumah besar Jaejoong.
Namja cantik itu duduk dengan nyaman di kursi mobil Changmin yang ia pinjam selama ia menjadi 'buronan' Ummanya.

"Omo Yunho itu gedung apa? Tinggi sekali seingatku dulu tidak ada, Yunho~ya bisakah nanti kita berhenti disana?"

"Tentu, kita akan kesana sepulang dari Everland"

"Everland? Apa kebun binatang itu masih ada?"

"Semakin bertambah luas sekarang"

"Jinjjaaa"

Sepanjang perjalanan Yunho hanya tertawa kecil melihat tingkah Jaejoong.

Namja cantik itu tidak berhenti mengagumi bangunan-bangunan tinggi menjulang serta beberapa tempat yang belum pernah ia lihat. 
Sedang namja Jung itu selain berkonsentrasi dia juga tidak berhenti mengagumi kecantikan seseorang yang duduk disampingnya.

Tak sampai tiga puluh menit YUNJAE tiba di kebun binatang terbesar di Korea Selatan.

"Ja kita sudah sampai"

Jaejoong melepas safetbeltnya dan dengan cepat ia keluar dari mobil Yunho.
Wajahnya begitu ceria dan dengan cahaya mata yang berbinar.
Sungguh ia tidak pernah sebahagia ini sebelumnya.

"Yunho ppali aku ingin masuk sekarang!"

Namja cantik itu merona saat tangannya digenggam tangan besar Yunho.
Ia merasa bahwa genggaman Yunho begitu hangat dan terasa pas di tangannya yang kecil.

"Eh? Kau tidak membeli karcis dulu Yun?"

"Buat apa? Kebon binatang ini milik Changmin dan aku bebas masuk kesini kapanpun aku mau"

"Changmin namja yang bertubuh tinggi itu? Dia pemilik kebun binatang ini?"

"Hum, ayo kau mau melihat hewan apa dulu?"

"Gajah! Aku ingin melihat gajah Yun"

"Kajja"

Namja cantik itu menjerit gemas saat melihat hewan kesukaannya.
Ia bahkan menyuruh Yunho memotretnya dengan gajah beberapa kali.
Tapi ia tidak sempat menaiki hewan besar itu karena ini waktunya para gajah untuk makan.
Setelah mengunjungi kandang gajah, Jaejoong menarik Yunho menuju kandang beruang. Hewan favoritnya yang kedua.

"Lucu sekali! Dia terlihat mirip denganmu"

"Mwo? Yah aku jauh lebih tampan dari beruang madu itu"

"Kau gendut  sama seperti beruang"

"Yah! Aku tidak gendut Joongie~ah"

"Kau gendut Yun, kau tidak lihat perutmu itu eoh?"

"Salahmu sendiri kenapa sering memasak masakan enak untuku"

"Hahaha, kajja kita kesana Yun"

YUNJAE berjalan bersama sambil bergandengan.
Mereka nampak seperti sepasang kekasih yang bahagia.

"Haaahh kakiku sakit" ucap si cantik Kim yang duduk di kursi panjang sambil menepuk kedua lututnya.

"Ini, minumlah kau haus kan?"

"Uhm! Gomawo"

Jaejoong meneguk Lemon Icenya.
Keringat membasahi pelipisnya.
Hari yang cukup panas untuk mengujungi kebon binatang.

"Apa kau senang Jaejoongie?"

"Sangat Yun, ini adalah hari terindah untuku gomawo ne"

"Apapun untukmu"

Jaejoong tersenyum senang.

"Joongie, apa kau lapar?"

"Ndee, kau?"

"Aku juga. Yah bagaimana kalau kita ke restorannya Junsu? Kau belum pernah makan disana kan?"

Jaejoong menggeleng.

"Kajja kita makan disana"

Kembali Yunho menggandeng Jaejoong.
Ia benar-benar menjaga Jaejoongnya dengan baik, bahkan saat hampir semua orang mengagumi kecantikannya, Yunho akan memberikan tatapan tajam gratis pada mereka.

Too overprotective Jung.

Tak lama, pasangan itu sudah berada di restoran kecil milik Junsu.

Yunho terkejut saat mendapati ketiga sahabatnya ternyata juga berada disana.

"Aaaahh jadi ini urusanmu hyung" goda Changmin.

"Omo Jaejoong~shi, kau keluar rumah!"

"Anyeong" sapa namja cantik itu ramah.

"Joongie kau mau makan apa?"

"Bebek panggang"

"Su bebek panggang satu dan aku bebek kecap pedas ne"

"Siap hyung"

Changmin masih melongo dengan sikap Yunho terhadap Jaejoong.
Sedang Yuchun hanya tersenyum-senyum tidak jelas.

"Kau lelah? Mian seharusnya aku tidak membawamu ke kebun binatang saat musim panas begini"

"Ani¸ aku tidak apa-apa aku suka melihat binatang mereka sangat lucu"

"Kau ke everland hyung?"

"Hm. Wae? Apa aku sekarang harus membayar tiketnya?"

"Tentu! Hewan-hewan disana bisa mati kelaparan kalau setiap kau ke Everland tidak membayar"

"Ah~ jadi sekarang perhitungan huh? Baiklah, jangan harap kau mendapatkan Samsung S7 keluaran terbaru dariku! Belum dijual dimanapu, limited!"

"Aku lebih suka Apple"

"YAH!"

Jaejoong terkikik.
Ternyata berkumpul bersama teman seperti ini sangat menyenangkan.

"Hyung, kau harus bayar tiket masuknya"

"Yaish Shim Chang kau ini-"

"Bayari semua makananku"

"Sudah berapa banyak yang dia habiskan Chun?"

"Semua uang di dompetku dikuras habis si setan kecil ini, dia mencoba seluruh menu yang ada what the hell foodie!"

"Hehehe tidak sering-sering kan hyung"

"Oh yeah dari tujuh hari aku mentraktirmu selama lima hari! Yah kau ini tidak pernah membayar makananmu sendiri huh?"

"Irit hyung irit~ irit pangkal kaya"

"God, kau sudah sangat kaya Shim! Mau seberapa kaya lagi huh?"

Changmin hanya terkekeh mendengar celotehan Yuchun.
Hyungnya yang satu ini terlalu baik, karena itu Changmin senang sekali menggodanya.

"Silahkan ini pesanannya"

"Kyu? Tumben kau tidak belajar?"

"Anyeong Yunho hyung, aniyo mulai hari ini aku sudah punya guru pribadi yang akan membantuku belajar"

"Guru pribadi?"

"Aku guru pribadi Kyuhyun sekarang hyung hehehe" ujar Changmin sambil mengangkat tangannya.

Yunho mengangkat alisnya, kemudian terkekeh.

"Well kalau begitu sukses"

Changmin kembali tertawa.

Yes, dia tahu bahwa magnae mereka sedang 'mengejar' adiknya Junsu.

YUNJAEYOOSUMIN nampak makan dengan santai.

Jaejoong bahkan tertawa melihat YOOSU yang tidak berhenti bertengkar atau Changmin yang berusaha menarik perhatian Kyuhyun.

Ia sungguh bersukur bisa mengenal Yunho.

Karena dari namja tampan itulah ia bisa mengenal teman-teman ajaib seperti YooSu dan ChangKyu.

Hari semakin gelap, saatnya Jaejoong pulang.

Yuchun, Changmin, Junsu dan Kyuhyun berada di mobil Yuchun sementara Jaejoong pulang bersama Yunho.

"Yun, terima kasih untuk hari ini, aku senang sekali jinjja" ucap si cantik Kim saat mereka berada di depan pintu rumah namja cantik itu.

"Aku juga Joongie, bersamamu seperti tidak mengenal waktu"

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia mengigit bibir bawahnya, ada yang harus ia sampaikan pada namja Jung yang ada dihadapannya ini.

"Jae ada yang ingin aku katakan padamu, tapi kau janji tidak akan marah"

"Aku tidak akan pernah bisa marah padamu Yun"

Yunho tersenyum.
Ia semakin mendekat berhadapan dengan Jaejoong.

"Aku menyukaimu Kim Jaejoong. Ah tidak- sepertinya--- aku jatuh hati padamu"

Jaejoong terkejut.
Keduanya matanya membesar kemudian berkedip cepat.
Dadanya bergemuruh hebat hingga terasa sedikit ngilu.
Jantungnya entah kenapa seperti berlarian kesana kemari.

Ia memundurkan tubuhnya.
Menjaga jarak dari namja tampan itu.

"K-Kau tidak boleh mencintaiku Yun"

"Kau yang membuatku jatuh cinta Jae!"

Jaejoong menggeleng kuat.
Yunho melihat namja cantik itu mengeluarkan air mata.

"Hey kenapa kau menangis?"

Jaejoong menepis tangan Yunho yang akan menghapus air matanya.

"B-berhentilah menemuiku mulai sekarang, jangan jatuh cinta padaku! Kau akan terluka nanti"

"Kau tidak menyukaiku?"

"Aku menyukaimu Yunho! Sangat!"

"Lalu kenapa?"
 
"Yunho maafkan aku kumohon maafkan aku hikss"

"Jaejoong ada apa ini? Kenapa kau menangis?"

Jaejoong menangis tersedu.
Ia menutup mulut dengan tangannya, mencoba menahan isak.

"A-Aku sudah dijodohkan Yun. Aku akan menikah bulan depan"

Napas Yunho tercekat.
Ia merasa jantungnya menghilang begitu saja.
Seakan dunianya terhenti.

"Kau bohong!"

"Hikss Yunho maafkan aku maafkan aku" ucapnya berulang.

Yunho mulai menjauh dari Jaejoong.

"Maafkan aku Yunho~ya" Jaejoong masih saja terisak.

"Kau tidak akan menikah dengan siapapun! Tidak jika bukan denganku Kim Jaejoong!"

Jaejoong tidak sanggup berkata apapun.
Ia kini terduduk lemas masih dengan tangisnya yang memilukan.

"Akan kupastikan kau tidak menikah Kim Jaejoong! Aku akan membawamu pergi dari sini, suka atau tidak aku akan tetap membawamu!"

Yunho pergi meninggalkan Jaejoong dengan perasaan yang kacau.
Napasnya memburu.
Bagaimana mungkin namja cantik itu akan menikah sementara hatinya sudah ia berikan seluruhnya pada Jaejoong?
Tidak, dia tidak akan menyerah!
Dia akan membawa Jaejoong pergi jauh.

"Yunho~ah. Mianhe"
 
*
*

CKLEK

BRAK

"Jung Yunho! Seminggu kau pergi sekarang kau pulang marah-marah huh?"

"Aku tidak akan menikah dengan calon pilihan Umma"

"Tidak bisa! Tanggalnya sudah ditetapkan bulan depan"

"Kalau Umma memaksaku aku akan pergi selamanya!"

"Sebelum kau pergi Umma akan mengurungmu sampai hari pernikahan!"

"YAH UMMA!"

"JUNG YUNHO! Kau berani membentak Umma-mu sendiri!"

Jung Hankyung nampak berjalan menuruni tangga rumahnya.

Matanya menatap marah pada puteranya yang dengan berani membentak istri dan ibu dari anak-anaknya.

"Appa"

"Diam! Duduklah"

"Appa tap-"

"Duduk Jung"

Ia mungkin tidak terlalu takut pada Ummanya.

Tapi pada Appanya?
Tidak ada yang bisa dibantah dari perkataannya.

"Untuk kali ini dengarkan Ummamu, calon yang ini sangat cocok bersanding denganmu Yun, dia anak dari sahabat kami yang sudah meninggal dia tidak punya siapa-siapa lagi disini"

"Memangnya aku peduli?"

"Kau belum melihatnya"

"Aku tidak mau melihatnya Appa, aku ingin Umma membatalkan perjodohan bodoh ini. Aku sudah ada orang yang aku cinta dan aku hanya ingin menikah dengannya!"

"Kau sudah punya calon istri Yunho?" tanya Jung Umma antusias.

"Ya.  Aku jamin aku akan menikahinya segera"

"Aish kenapa tidak bilang pada kami eoh? Umma sudah terlanjur berjanji pada walinya akan menikahkanmu dengan namja cantik itu"

"Umma sendiri yang selalu memaksaku menikah, pokoknya aku tidak mau Umma aku hanya akan menikah dengannya tidak dengan yang lain!"

"Ck, tidak bisa semuanya sudah diatur sesuai rencana, lagipula apa calonmu itu cantik? Pilihan Umma yang satu ini sangat sangat sangat cantik dari yeoja-yeoja yang pernah Umma kenalkan padamu, kau tidak akan menyesal Yun"

"Calonku 100000x lebih cantik dari calon pilihan Umma"

"Umma, calon kakak iparku sudah datang!"

"Kenapa tidak kau suruh masuk Jess? Aigooo, Yunho kau siap-siap dulu ganti bajumu"

"Shiruh begini saja"

"Yah!"

"Yunho" ucap Jung Appa tegas.

"Arraso"

"Oppa, calon istri Oppa cantik sekali!"

"Like I care?"

"Oppa bodoh kalau menolaknya"

Jessica terkikik.
Well, kakaknya belum melihat saja seperti apa calon pendamping hidupnya.
Yunho tidak mau keluar.
Sungguh ia tidak ingin menemui orang yang dijodohkan dengannya itu.
Hatinya sudah milik Kim Jaejoong sekarang.

"Yun keluarlah mereka sudah datang"

"Malas Umma"

"Yunho!"

Namja tampan itu berdecak kesal tapi ia mengekor Ummanya menuju ruang tamu.
Kedua tangannya ia masukan ke saku celana.
Wajahnya menatap malas sandal rumahnya.

"Ah mianhe menunggu lama, Uri Yunnie sedang berganti baju tadi"

"Hahaha tidak apa-apa Heenim hyung santai saja"

"Hyun Joong~ah ini putera pertamaku dan ini Jessica Jung puteri bungsu kami"

"Ah kau benar Heenim hyung, anakmu tampan dan cantik. Sungguh mewakili kedua orang tuanya. Ah ya ini keponakan cantik kami, namanya Kim Jaejoong"

Huh?

Jaejoong?

Kim Jaejoong?

Yunho mendongak.

Jantungnya berdetak tak beraturan.

Napasnya tertahan.

Matanya melebar sempurna.

Hatinya berteriak kegirangan.

Dia hanya terpaku menatap sosok cantik yang kini tengah menatapnya sambil tersenyum.

"Sudah kubilang kan dia sangat cantik" bisik Jessica.

Doe eyes bening itu bertumbukan dengan mata elang Yunho yang tengah intens menatap dirinya.

Wajah bak porselen itu bersemu merah dan tersenyum sangat cantik.

"Umma"

"Hm?"

"Pernikahannya bulan depan ani?"

"Ne waeo?"

"Aku tidak mau"

"Yaish Jung Yun-"

"Aku mau hari ini juga"

"Eeehh?????"

END
Irisajung 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar