TO MY BRIDE
"No more tears will we share, I promise you"
"Hyung, kau sudah siap? Aish hyung kenapa masih belum ganti baju? Pernikahannya 10 menit lagi!"
"J-Junsu~ya, aku….aku bingung, aku masih ragu maksudku apa benar dia akan menikahiku? Apa dia tidak akan menyesal nantinya?"
"Hyung~ah kau ini kenapa? sudah lebih dari 10 tahun kau mengenal Yunho hyung dan sekarang kau ragu? Jangan main-main hyung cepat ganti baju, aku bantu hyung mengenakan tuxedo-nya"
Pria
cantik itu tidak bisa berbuat banyak sekarang, apa yang salah
dengannya? Bukankah ini yang ia inginkan sejak awal ia bertemu dengan
Yunho, namja yang tak kurang dari 10 menit lagi akan menjadi suaminya? Tapi, kenapa ia masih ragu? Status mereka yang sama-sama namja menjadi
salah satu alasan utama lead vocal TVXQ itu menjadi cemas. Meski ia
tahu hampir 90% Cassiopeia adalah fans YUNJAE, tapi tetap bayangan akan
kekhawatiran mengenai JYJ atau HOMIN stans berkelebat dipikirannya,
belum ditambah aksi sasaeng fans yang pasti tidak akan membuat mereka
hidup tenang.
"Kka hyung berbaliklah, aku akan menata rambut hyung sebentar, sedikit berantakan dibelakang"
TOK TOK TOK
"Nuguya?"
"Ini aku Su, kalian sedang apa? Apa sudah siap? Mobil Yunho hyung sudah datang"
"Ne Yuchun~ah masuklah"
CKLEK~
"Omo, kenapa masih menyisir? Apa masih lama? Yunho hyung sudah datang"
"Jinjja? Apa bersama Umma dan Appa Jung?" tanya pria cantik bernama Kim Jaejoong itu cemas.
"Uhm tentu saja, mereka kan harus datang di pernikahan anak mereka aniya?"
"Yah Suie, bagaimana ini?"
Paniknya semakin bertambah, rupanya acara pernikahan ini serius, paboya Kim Jaejoong waktu itu kenapa kau langsung mengatakan iya saat Yunho melamarmu, aish jinjja!
"Yah hyung wae geure? Kau terlihat pucat"
"Yuchun~ah, apa tidak apa-apa kalau aku menikah dengan Yunho? Apa mereka akan menerimaku sebagai menantunya? Kau tahu, aku namja dansampai kapanpun aku tidak akan bisa memberi mereka keturunan"
"Jae hyung ada
apa denganmu? Sebelumnya kau yang keras kepala ingin mempertahankan
hubungan ini, kau juga yang selalu memberi petunjuk kepada shipper kalau kalian itu real"
"Yuchun~ah tetap saja aku cemas, ini bukan pernikahan yang yeah normal kau tahukan" wajah cantik berhias blush on tipis itu tertunduk sedih.
Park
Yoochun, sahabat sekaligus orang pertama yang mendukung hubungan YUNJAE
mengerti kenapa Jaejoong begitu cemas, masih jelas dalam ingatannya
saat Jaejoong menangis karena orang tua Yunho tidak merestui hubungan
mereka, hal itu juga menjadi salah satu faktor keluarnya JYJ dari SM,
karena ia tidak mau orang berfikiran buruk tentang Yunho, Jaejoong
memutuskan untuk menjauhi Yunho meski akhirnya Yunho tetap sering
mengunjungi dan memastikan bahwa semua akan baik-baik saja.
"Hyung, percaya pada Yunho hyung dan yang paling penting percaya pada hatimu, aku tidak akan memaksamu tapi aku akan mendukung apapun keputusanmu hyung"
"Nde, Jae hyung ingat bahwa kalian sudah berkorban sangat banyak untuk bisa sampai disini, ingat bagaimana Yunho hyung sering
pulang pagi ke asrama TVXQ hanya agar malamnya bisa bertemu denganmu,
atau saat Kim Young Min CEO tidak berperasaan itu memblokir semua jadwal
TVXQ di Jepang hanya karena saat itu kita sedang berada di Jepang,
semua yang kalian lalui tidak semudah yang orang pikirkan" seru Junsu
sambil tetap merapihkan rambut Jaejoong.
"Orang lain bisa berpikir
mudah dan gampang, tapi jalan yang kalian lalui tidak semudah yang
mereka pikirkan, jadi jangan pedulikan mereka hyung, asalkan kalian bahagia kami akan terus mendukung"
"Yuchun~ah Junsu~ah, tidak menyesal aku mentato nama kalian ditubuhku, kalian begitu mengerti aku, saranghae YooSu~aaahh"
Pria
cantik yang telah selesai didandani itu memeluk kedua sahabatnya dengan
erat, demi apapun jika Junsu dan Yuchun ditukar dengan bumi serta
isinya, Jaejoong tidak akan pernah mau, baginya kedua sahabatnya itu
lebih berarti dari apapun, ah dan HOMIN juga tentunya.
TVXQ member
adalah kekuatannya, cintanya dan hartanya yang paling berharga.
"Kka sudah waktunya, Yuchun~ah dimana Changmin? Jangan bilang kalau saat ini sedang berada di ruang jamuan makan? Gosh ini bukan waktunya makan" gerutu namja imut itu kesal.
"Hahaha tenang Su, magnae itu masih tahu situasi dia ada di altar menemani Yunho hyung, kajja kita berangkat sekarang"
"Hum, Jae hyung kau siap?"
Pria cantik berambut merah menyala itu mengangguk, dengan balutan tuxedo putih
dipadu celana putih bersih dan sepatu putih membuatnya semakin
berkilau, kulit bersihnya serta potongan rambutnya yang sedikit
berantakan menambah kesan seksi yang melekat. Dia sempurna.
Didampingi
Yuchun dan Junsu, Jaejoong melangkah maju kedalam ruang pemberkatan,
ditangannya terdapat ikatan bunga lili yang ia genggam erat, dadanya
berdegup kencang, lebih kencang dari saat Yunho menyatakan cintanya
pertama kali, wajahnya yang putih memerah bercampur dengan sapuan tipis blush on membuatnya semakin terlihat menawan.
KRIET~
Pintu
besar gereja itu terbuka, Jaejoong menundukan wajahnya malu untuk
menatap sang mempelai yang berdiri dengan gagah dihadapannya. Yuchun dan
Junsu melepaskan tangan mereka dari lengan Jaejoong, hal itu diambil
alih oleh Appa Kim untuk menyerahkan putera semata wayangnya kepada
Yunho. Saat dirinya akan berjalan menyusuri karpet merah, dia
mendongakan wajahnya terkejut, ia mendengar sebuah dentingan. Yunho namja yang telah dicintainya sejak lama sudah duduk di depan piano, apa yang akan dilakukannya?
"Jaejoongie,
aku ingin kau mendengar lagu ini sebelum kau menjadi pasangan hidupku
selamanya, lagu yang menggambarkan perasaanku kepadamu, dengarkan
baik-baik ne"
Jaejoong tidak menjawab maupun mengangguk, ia hanya diam memandang apa yang akan dinyanyikan si namja pemilik bibir hati itu untuknya.
" Sae ha yan deu re seu su ju beun bal geo reum
(Dengan gaun putih murni, ia melangkah malu )
Ggum ggu neun seol re I'm
(Memikirkan banyak harapan dan keinginan )
Na ma neul mit go nae kyeo te seon so jung han keu dae
( Begitu berharganya dirimu berdiri disamping saya, selalu mempercayai saya )
Cha ga un shi seo ni u ril ma ga seol ddaen
( Ketika semua orang menatap kami dingin dan mencoba untuk mengehentikan kami, tapi )
Seul peo do haet ji man eo neu sae keu daen sa rang eu ro nal kam ssa ju eot jyo
( Dalam sekejap kau menguatkan saya dengan semua cintamu )
Keu dae do na do a nin da reun I yu ro, a pa hae ya haet deon nal cha ma jun keu dae
( Hari hari penuh derita yang dialami oleh kamu atau saya, yang kita alami bersama )
Yak sok hal ge yo teo I sang e nun mu reun, eop seul geo ran geol
( Tidak akan ada lagi air mata yang akan kita bagi, aku berjanji padamu )
Nun bu shin a chim do o hu e hyang gi do, gga man pam ha neul do
( Hari bersinar di pagi hari, wewangian di sore hari dan kelamnya malam )
Nae kyeo te in neun keu dae ro in hae, areum da ul su it jyo
( Semuanya terasa indah karena kau ada disisiku )
Se sang mo deun ki ppeum gwa seul ppeunm ddo sa rang
( Semua sukacita dan kesedihan serta cinta di dunia )
Ham kke na nul sa ra meul nan cha jeun geo jyo
( Saya telah menemukan seseorang untuk berbagi )
Yak sok hal ge yo teo I sang e we ro um, eop seul geo ran geol
( Tidak akan lagi kesepian, aku berjanji )
Him deu reot deon man keum neok neok han haeng bok deu reul
( Semua kesedihanmu akan saya ubah menjadi kebahagiaan )
Deu ril geo ye yo
( Untukmu )
Neul ji geum cheo reom hae mal geun u seum man, Ji eo ju se yo
( Wajah bahagia dan tertawamu seperti sekarang, aku mohon berikan kami kebahagian dimasa depan )"
Tak mampu lagi berkata apapun pria cantik itu menatap sang namja calon
pendampingnya dengan mata berkaca-kaca, ditutupnya bibir indah itu
dengan tangan mungilnya.
Ia tidak pernah tahu bahwa Yunho begitu
romantis, Yunho yang sering terlihat tidak acuh dan tidak peduli, kini
justru membuat hatinya menghangat.
Rasa ragu dan khawatir seolah lenyap
bersama tetesan bening yang mengalir di pipinya, haru itulah yang ia
rasakan kini.
Yunho, berjalan menuju pengantinnya saat ia selesai
bernanyi, ia menatap mata basah dan menghapus jejak air mata di pipi
orang yang paling ia cintai dengan lembut.
"This is for you my bride, saranghae"
"Yunho~ah"
"Aku
berjanji, setelah ini tidak akan ada lagi air mata, setelah ini setiap
pagi siang sore malam hanya akan ada senyum di bibir ini, setiap saat
hanya akan ada kegembiaraan yang aku bawa untukmu Jaejoongie, kau bisa
pegang janjiku"
Jaejoong terisak pelan, dengan cepat dipeluknya namja yang
lebih tinggi darinya itu erat, ia tidak lagi ragu tidak lagi khawatir
tidak ada yang perlu ia cemaskan jika Yunho ada disampingnya, mereka
diluar sana orang-orang yang berfikiran buruk terhadap pernikahan ini,
tidak akan pernah bisa merubah hatinya, dan lagipula itu tidak penting aniya? Selama orang tua dan sahabat-sahabat mereka mau menerima, haters tidak akan membuatnya takut, ia akan menghadapinya bersama Yunho.
"Nado saranghae Jung Yunho, nado"
Yunho tersenyum, perlahan dia mengangkat namja tersempurna dalam hidupnya itu menuju altar, ia menggendongnya ala bridal.
"Kka,
aku sudah tidak sabar menjadikanmu pengantiku, kau akan menjadi miliku
seutuhnya, jadi siapapun tidak ada lagi yang boleh menyentuhmu selain
aku, tidak Fuku, LU, Yihan atau siapapun penggemarmu itu, kau adalah property-ku yang menyentuh property milik-ku berarti dia memilih mati"
Jaejoong terkekeh mendengar suara posesive dari namja berkulit coklat seksi itu, ia mengalungkan kedua tangannya dileher Yunho dan tersenyum indah.
"Cepat jadikan aku Nyonya Jung kalau begitu"
Yunho
membawa Jaejoong kehadapan pastur berwajah bulat dengan mata sipit yang
terus tersenyum kepada mereka.
YUNJAE menikah di Jepang karena Korea
masih belum mengijinkan pernikahan bergender sama, tapi tidak masalah
karena toh setelah ini mereka juga memutuskan untuk menetap di Jepang,
tinggal dirumah yang telah mereka beli sejak 2008 lalu. Begitupun
kegiatan JYJ dan TOHOSHINKI Yunho-Changmin sekarang dipusatkan di
Jepang. SMEnt? Cassiopeia lebih kuat dibanding peraturan gila Kim Young
Min, asalkan lembaran won mengalir di atm-nya maka tidak akan terlalu
jadi masalah untuk CEO muda itu.
"Jung Yunho~san apa anda menerima
Kim Jejung~san menjadi pasangan hidup anda sampai maut memisahkan?
Menerimanya dalam keadaan senang maupun susah, sakit maupun sehat dan
selalu menjaga serta menghormatinya?"
"Hai! Watashiwa sore o ukeireru"
"Kim
Jejung~san apa anda menerima Jung Yunho~san menjadi pasangan hidup anda
sampai maut memisahkan? Menerimanya dalam keadaan senang maupun susah,
sakit maupun sehat dan selalu menjaga serta menghormatinya?"
"Hai! Watashiwa sore o ukeireru"
"Dengan
nama Tuhan yang pengasih saya resmikan kalian menjadi pasangan sehidup
semati, semoga berkah Tuhan selalu mengiringi kehidupan rumah tangga
kalian, ommedeto"
Yunho berbalik menghadap Jaejoong dengan senyum terkembang tampan, dia mengambil tangan kanan Jaejoong dan menyematkan cartier marriage ring
yang dibuatkan khususnya untuknya. Begitupun Jaejoong yang sejak tadi
rona kemerahan di pipinya tidak berhenti, ia memasukan cincin berwarna
silver itu ke jari manis pasangannya. Keduanya saling menatap, saling
melemparkan senyuman, dan tepukan tangan mulai terdengar riuh di setiap
sudut Harajuku Church yang terletak di Tokyo Jepang itu.
Yunho menarik pelan tengkuk Jaejoong, dilumatnya bibir berlipglos pink milik pasangannya lembut, tidak ada nafsu disana hanya ada cinta yang mereka coba untuk salurkan.
"Watashi wa anata o aishite"
"Watashi mo anata o aishite Yunho~ah"
"YUNJAE HYUNG, bisakah kita makan sekarang? Aku baru saja tiba dari Korea tadi pagi jadi tidak sempat sarapan, di pesawat aku hanya makan croissant karena
kata Umma terlalu banyak makan di pesawat bisa membuat perutku mual,
jadi bisakah aku bertemu dengan sesatu yang sangat penting untuk
perutku?"
"Yah, kau ini tidak berubah sama sekali eoh? masih mencintai makanan sepenuh hatimu"
"Tentu saja tanpa mereka aku mati, kau juga masih menyayangi bola Suie hyung?"
"Sepak bola hidupku, selain bernyanyi"
"Aigoooo Changmin~ah, kau merusak suasana romantis mereka ck~!"
"Yah Yuchun hyung kalau
aku lapar aku bukan hanya akan merusak suasana tapi merusak semua yang
ada disini, termasuk merusak tatanan rambutmu yang baru hehehe, YAH
Jaejoong hyung kita makan sekarang bisa? perutku hyung perutku"
Yunho dan Jaejoong tertawa kecil melihat tingkah magnae DBSK yang tidak pernah berubah itu, keduanya kembali saling menatap dan kembali saling mencium mesra.
"Aish kapan waktunya bertemu kekasihku~" rengek sang magnae.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar